tag:blogger.com,1999:blog-27482477564019581022024-03-14T02:12:04.967-07:00kebudayaan suku baduykris_abawhttp://www.blogger.com/profile/13290154929625691539noreply@blogger.comBlogger18125tag:blogger.com,1999:blog-2748247756401958102.post-12808495599715793042011-04-21T00:20:00.001-07:002011-04-21T00:26:23.117-07:00NILAI-NILAI ILMU BUDAYA DASAR DAN KAITANNYA DENGAN PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><link href="file:///C:%5CUsers%5Canggoro%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C02%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Canggoro%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C02%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Canggoro%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C02%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 415 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0in;
margin-right:0in;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
font-size:10.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
mso-bidi-font-size:10.0pt;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-hansi-font-family:Calibri;}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 27pt; text-align: center; text-indent: -27pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">NILAI-NILAI ILMU BUDAYA DASAR DAN KAITANNYA DENGAN PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">I.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><b>Definisi Budaya</b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga <b>budaya</b>, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><a name='more'></a>Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri. ”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” di Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">II.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><b>Pengertian Teknologi Informasi Dan Komunikasi</b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah <i>Information and Communication Technologies</i> (ICT), adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknik untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">III.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><b>Pengertian Nilai-Nilai Ilmu Budaya Dasar</b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 13.5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sebuah nilai adalah sebuah konsepsi , eksplisit atau implisit yang menjadi milik khusus seorang atau ciri khusus suatu kesatuan sosial (masyarakat) menyangkut sesuatu yang diingini bersama (karena berharga) yang mempengaruhi pemilihan sebagai cara, alat dan tujuan sebuah tindakan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 13.5pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Nilai nilai dasar yang universal adalah masalah hidup yang menentukan orientasi nilai budaya suatu masyarakat, yang terdiri dari hakekat hidup, hakekat kerja, hakekat kehidupan manusia dalam ruang waktu, hakekat hubungan manusia dengan alam, dan hakekat hubungan manusia dengan manusia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Nilai-nilai itu sendiri terdiri dari :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt;">·</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pandangan Terhadap Hidup<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt;">·</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pandangan Terhadap Kerja<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt;">·</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pandangan Terhadap Waktu<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt;">·</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Hakekat Pandangan Terhadap Alam<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt;">·</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pandangan Terhadap Sesama<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">IV.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><b>Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK )</b><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Manusia dilahirkan di dunia tak hanya sebagai makhluk Tuhan dan makhluk individu saja, tetapi sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia harus dapat berinteraksi dengan orang sekitarnya dan lingkungannya. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bukan lagi menjadi barang mahal yang tak tersentuh oleh masyarakat. TIK sekarang ini dapat dimanfaatkan serta dikembangkan oleh manusia sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Teknologi dijadikan media yang mempermudah manusia dalam segala hal. Interaksi sosial pun tak jauh dari teknologi. Segala aspek yang berhubungan dengannya dapat diakses melalui TIK. Banyak hal positif yang dihasilkan dari teknologi dalam kehidupan sosial dan budaya. Tetapi, banyak juga hal negatif yang ditimbulkan dari pemnfaatan TIK yang kurang bertanggung jawab. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tujuannya sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt;">·</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Menggambarkan hubungan antara TIK dan sosisal budaya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt;">·</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Mengidentifikasi dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh TIK dalam aktivitas sosial dan budaya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt;">·</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Memecahkan permasalahan yang timbul akibat TIK dalam kehidupan sosial dan budaya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt;">·</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Mencari dan menggambarkan beberapa solusi atas permasalahan yang ada.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kehidupan manusia di era ini memang tidak dapat dilepaskan dari teknologi. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia erat kaitannya dengan teknologi. Mulai dari bangun tidur, beraktivitas hingga tidur lagi. Semuanya berhubungan dengan teknologi. Teknologi dimanfaatkan manusia untuk memudahkan manusia dalama memenuhi kebutuhan hidupnya di berbagai hal. Dengan teknologi segalanya menjadi lebih mudah dan produktif. Tak hanya itu, dengan teknologi manusia dapat mengefektifkan serta mengefisienkan waktu, tenaga serta biaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Inti dari teknologi adalah media. Semua media yang dapat memudahkan manusia dalam mengerjakan dan memenuhi kebutuhan hidupnya dikatakan teknologi. Beberapa contoh media teknologi informasi dan komunikasi diantaranya adalah ponsel, televisi, radio dan komputer. Maka tak heran jika perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pun melaju secara cepat. TIK memegang peranan yang besar terhadap aktivitas kehidupan manusia. Salah satu aktivitas tersebut adalah dalam bidang sosial dan budaya. TIK memberikan dampak yang tak sedikit, baik dampak positif maupun negatif. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dampak positif diantaranya adalah:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt;">·</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Informasi yang ada di masyarakat dapat langsung dipublikasikan dan diterima oleh masyarakat. Sumber informasi tidak hanya berasal dari satu orang saja. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt;">·</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Hubungan sosial antar masyarakat dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja. Contohnya Tini berada di kota Bandung dan Joko berada di kota Makassar. Mereka berkomunikasi melalui ponsel dan mereka saling mengabarkan kondisi satu sama lain dan saling bertukar cerita. Itulah sedikit gambaran pemafaatan TIK dalam hubungan interaksi sosial walaupun dengan jarak yang jauh.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt;">·</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sosialisasi kebijakan pemerintah dapat lebih cepat disampaikan kepada masyarakat. Oleh karena itu, publikasi kebijakan serta peraturan pemerintah memerlukan media TIK, misalnya televisi, radio dan internet. Dengan begitu, masyarakat dapat dengan mudah dan cepat mengetahui peraturan dan kebijakan pemerintah yang sudah maupun baru keluar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt;">·</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tumbuhnya sikap percaya diri dan motivasi tinggi. Masyarakat memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan adanya TIK. Hal ini dibuktikan dari fakta-fakta yang ada di dunia maya, misalnya jejaring sosial. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dampak negatif tersebut diantaranya adalah:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt;">·</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Timbulnya jenis kejahatan baru, salah satunya internet antara lain penipuan, pencurian nomor kartu kredit, pornografi, pengiriman email sampah (spam), pengiriman virus, penyadapan saluran telepon. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt;">·</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Maraknya perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan masyarakat pada umumnya dan remaja pada khususnya. Perilaku menyimpang disebabkan oleh merosotnya moral yang ada di masyarakat. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt;">·</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Menurunnya tingkat kepercayaan kepada lingkungan sekitar. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt;">·</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kurangnya ruang privasi. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt;">·</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Masuknya budaya asing yang kurang baik <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt;">·</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Meningkatnya angka pengangguran.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p>SUMBER : http://www.kiapregio.com/mobil/nilai-nilai-ilmu-budaya-dasar.php </o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div></div>kris_abawhttp://www.blogger.com/profile/13290154929625691539noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2748247756401958102.post-55592316080135394112011-04-09T12:14:00.000-07:002011-04-09T12:19:17.590-07:00TARI GANDRUNG<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-lJmwAadp1cQ/TaCsV347V-I/AAAAAAAAAI4/OUrUjEyUi3I/s1600/tari%2Bgandrung%2Bwpap%2Bby%2Bbowo1%2Bkecil.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-lJmwAadp1cQ/TaCsV347V-I/AAAAAAAAAI4/OUrUjEyUi3I/s320/tari%2Bgandrung%2Bwpap%2Bby%2Bbowo1%2Bkecil.jpg" width="225" /></a></div><br />
<br />
<br />
<br />
</div><br />
<br />
<br />
<center><iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="390" src="http://www.youtube.com/embed/vT52pSjq2cA" title="YouTube video player" width="480"></iframe><br />
</center><b><i><br />
<br />
<br />
Gending-gending jawa kuno ditabuh dari Gamelan pad</i></b><b><i>a suatu siang yang terik. Dua ekor kuda hitam, lengkap dengan kostum berwarna mencolok tiba-tiba masuk ke area pentas. Mengikuti aba-aba sang pelatih, kuda jenis sandel memperagakan aksinya, ditengah kerumunan penonton yang sudah memadati tempat mentas sejak pagi hari. Dua kuda itu mengangguk-angguk sembari mengepak-ngepakkan kakinya mengikuti tabuhan gamelan. Selain menari, dua kuda itu juga menunjukkan aksinya, duduk dan berdiri dengan dua kaki.</i></b><br />
<b><i>Setelah gending pertama dan kedua selesai dibawakan, para pesinden mulai bernyanyi gending-gending Tari Gandrung. Tak lama kemudian, seorang gadis berkostum Gandrung Banyuwangi masuk ke area pentas. Sang Gandrung menari-nari, sesekali mengibaskan selendang merahnya ke arah kuda. Seperti layaknya manusia, dua ekor kuda itu terlihat kompak menari bersama Gandrung mengikuti tabuhan gamelan hingga selesai.</i></b><br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<b>Ilustrasi diatas adalah diskripsi singkat bagaimana jalannya Kesenian Jaran Kencak Paju Gandrung, saat ditampilkan oleh Masyarakat Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri, Minggu (21/10) lalu. Sesuai namanya, kesenian ini mengkolaborasikan kesenian Jaran Kencak dengan Tari Gandrung Banyuwangi.</b><br />
<b>Sekilas penampilan kesenian rakyat ini cukup memukau, karena memperagakan kelincahan kuda-kuda Sandel dan Tarian Gandrung yang cukup populer bagi masyarakat paling ujung timur Pulau Jawa ini. Bukan hanya di Boyolangu, setiap kali ada pentas kesenian ini memang tidak pernah sepi penonton.</b><br />
<b>Namun di tengah meriahnya sambutan masyarakat, Kesenian Jaran Kencak Paju Gandrung masih menyisakan kontroversi. Sebagian pihak menyayangkan perpaduan dua kesenian yang berbeda secara filosofi tersebut.</b><br />
<span id="more-19"></span><b>***</b><br />
<br />
<b>Dalam sejarah, Kesenian Jaran Kencak sebenarnya adalah kesenian asli Madura yang dipakai untuk bersenang-senang. Seiring penyebaran masyarakat Madura yang begitu besar di pulau Jawa, menjadikan kesenian Jaran Kencak juga mulai dikenal dan berkembang di Jawa Timur, termasuk di Banyuwangi.</b><br />
<b>Selain kemahiran menari, daya tarik kesenian Jaran Kencak adalah kostum kuda yang berwarna mencolok. Seperti kemul (selimut/pelana) berwarna kuning keemasan, mahkota atau Jamang bercorak bunga warna warni, kalung dada, dan lengkap dengan ulur di sepanjang punggung kuda.</b><br />
<b>Rugito, salah satu pemilik kesenian ini mengatakan, Jaran Kencak berarti kuda-kuda yang lincah menari mengikuti lagu.</b><br />
<b>“Yang dinamakan kencak itu kan cara memainkan kaki bergantian. Jadi kakinya harus tepat mengikuti gendang. Bila gong besar berbunyi tanda lagu selesai maka kuda akan berhenti dengan sendirinya” Jelas Rugito yang baru 5 tahunan ini menekuni Kesenian Jaran Kencak.</b><br />
<b>Rugito menceritakan, untuk mendapatkan kuda-kuda yang pandai menari memang membutuhkan latihan khusus. Satu kuda membutuhkan waktu sekitar 1 bulan untuk bisa lincah menari dari musik yang diperdengarkan dari tape.</b><br />
<b>Kuda yang dipakai untuk kesenian ini berjenis Sandel yang biasa diperoleh dari Sumbawa. Jenis Sandel ini, kata Rugito, dipilih karena memiliki bentuk fisik lebih tinggi dibanding kuda-kuda biasa.</b><br />
<b>Menurut Rugito, setidaknya ada 15 orang di Banyuwangi yang memiliki Kuda Sandel. Mereka membentuk komunitas dengan menggelar arisan. Bagi yang memperoleh arisan tersebut, maka diwajibkan menggelar Kesenian Tari Kencak. Dalam perkembangan selanjutnya, kata Rugito, Kesenian ini marak ditanggap untuk acara sunatan.</b><br />
<b>“Tadinya Jaran Kencak ini untuk ngarak sunatan. Jadi anak yang sunat dinaikkan ke punggung kuda lalu diarak keliling kampung”</b><br />
<b>Namun lambat laun, semakin sedikit orang yang mau menanggap Jaran Kencak. Karena tidak begitu menjanjikan lagi, sebagian dari pemilik Jaran Kencak ada yang menjual kudanya dan beralih ke profesi lain. Dari sepinya peminat inilah, kata Rugito, sekitar 1990 muncullah ide dari seseorang penekun Jaran Kencak bernama Ahmad Bajuri, untuk mengkolaborasikan Jaran Kencak dengan Tarian Gandrung.</b><br />
<b>Nama keseniannya pun dirubah menjadi Kesenian Jaran Kencak Paju Gandrung. Lagu-lagu yang dimainkan, akhirnya juga memakai lagu gandrung. Yakni, Seblang Lukinto, Podho Nonton, Pacu Gandrung, Seblang Sebuh, Sekar Jenang, Kembang Pepe, Suntring-suntring, dan Kembang Dirmo. Sejak dirintis pertama kalinya hingga sekarang, perpaduan Jaran Kencak dengan Tari Gandrung mendapat respon yang besar dari masyarakat.</b><br />
<b>Sang Pencipta kolaborasi, Ahmad Baijuri menuturkan, idenya menggabungkan dua kesenian ini adalah untuk menyemarakkan Kesenian Jaran Kencak supaya lebih diminati masyarakat Banyuwangi. Apalagi saat itu, Tari Gandrung masih cukup digemari dan sering ditanggap.</b><br />
<b>” Saya berharap, dengan memadukan Gandrung, Jaran Kencak lebih banyak ditonton orang,” Harap Baijuri, meski juga mengakui saat ini tanggapan mulai menurun.</b><br />
<b>***</b><br />
<br />
<b>Sebagian pihak memang menilai Kesenian ini adalah hasil akulturasi Kesenian Jaran Kencak dengan Gandrung Banyuwangi. Namun, ide memadukan dua kesenian ini disayangkan oleh sebagian pihak lainnya. Fatrah Abal, salah satu Budayawan Banyuwangi mengatakan, Kesenian Gandrung memiliki nilai sejarah kepahlawanan yang tinggi. Itu nampak dari Gending-gending Gandrung, yang apabila diterjemahkan berisi seruan semangat untuk masyarakat Banyuwangi setelah kalah melawan Penjajah Belanda dalam perang Bayu tahun 1771.</b><br />
<b>“Kalau gendhing-gendhing Gandrung diserap maknanya, arti Gandrung sendiri adalah mengharapkan. Pada zaman dulu, pencipta kesenian Gandrung mengharapkan masyarakat banyuwangi yang tersisa 5 ribu akibat perang, kembali bersemangat dan tetap tinggal di Banyuwangi. Barangkali saja kalau tidak ada gandrung, mungkin orang banyuwangi akan habis, karena mati atau pergi”, tutur Fatrah yang saat ini menyiapkan buku tentang Gendhing-gending Gandrung.”</b><br />
<b>Menurut Fatrah, perpaduan dua kesenian ini terlalu dipaksakan, sehingga dapat digolongkan sebagai penyimpangan. Apalagi motif utamanya, kata Fatrah, hanya untuk komersial, sehingga tidak memiliki makna berarti kecuali sekedar menjadi tontonan.</b><br />
<b>Namun, menurut Fatrah, baik buruknya kesenian ini tetap ia serahkan kepada masyarakat. Tugas para peggiat Budayalah, katanya, yang harus berperan untuk memberikan pemahaman tentang keberadaan Tarian Gandrung yang telah ditetapkan menjadi maskot Banyuwangi.</b><br />
<br />
<b>sumber http://ikaning.wordpress.com/2007/10/25/kesenian-jaran-kencak-paju-gandrung-antara-filosofi-dan-tuntutan-komersial/ </b><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
</div>kris_abawhttp://www.blogger.com/profile/13290154929625691539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2748247756401958102.post-46985634398441820912011-04-07T09:03:00.000-07:002011-04-07T09:14:50.612-07:008. MANUSIA DAN HARAPAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Pengertian Harapan<br />
HARAPAN berasal dari kata harap, artinya keinginan supaya sesuatu terjadi. Yang tidak mempunyai harapan atau keinginan itu putus harapan berarti putus asa.berasal dari kata harap, artinya keinginan supaya sesuatu terjadi. Yang tiadak mempunyai harapan atau keinginan itu putus harapan berarti putus asa. Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self Actualization)<br />
<br />
pengertian Kepercayaan<br />
<br />
<a name='more'></a>berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini atau kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Dasar kepercayaan adalah kebenaran.<br />
Sumber kebenaran adalah manusia.<br />
Kepercayaan dapat dibedakan menjadi :<br />
<ol style="text-align: left;"><li>kepercayaan pada diri sendiri</li>
<li>Kepercayaan pada orang lain</li>
<li> Kepercayaan pada pemerintah</li>
<li>Kepercayaan pada Tuhan</li>
</ol>sumber http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/387/jbptunikompp-gdl-mellymauli-19325-6-babixm-n.pdf</div>kris_abawhttp://www.blogger.com/profile/13290154929625691539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2748247756401958102.post-17606911379713060452011-04-07T08:50:00.000-07:002011-04-07T09:14:23.554-07:007. MANUSIA DAN KEGELISAHAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;">Salah satu dari bagia kehidupan manusia yang sekian banyak dialami oleh manusia salah satunya adalah kegelisahan. Kegelisahan disini bukan ke-geli – geli basah-an.</div><div style="text-align: justify;">Kegelisahan dalam diri manusia dapat timbul sewaktu – waktu tanpa atau dengan diharpkan kehadirannya. Banyak faktor yang yang mempengaruhi dan menimbulkan kegelisahan dalam diri manusia. Adanya rasa gelisah yang dirasakan dan dialami oleh manusia pada dasarnya disebabkan oleh manusianya itu sendiri karena semua manusia memiliki hati, perasaan dan pikiran.</div><div style="text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a>Kegelisahan pada diri manusia biasanya sangat erat kaitannya dengan sebauh kata “Tanggung Jawab”. Baik secara individual, sosial maupun religius. Jika usaha yang telah kita lakukan untuk mempertanggung jawabkan mengalami kesulitan dan kendala, kegagalan atau tidak berhasil maka secara langsung otak kita akan terkoneksi dengan yang direspon “Kegagalan dan permasalahan”. Dengan kata lain terkoneksi dengan hati, perasaan dan pikiran. Baik disadari atau tidak disadari. Begitu pula jika yang telah dilakukan telah memcapai titik maksimum dan berhasil maka kita sendiri tidak luput dari permasalahan dan kegelisahan, sebagai conth kegelisahan untuk mempertahankannya dan sebaginya.</div><div style="text-align: justify;">Bentuk – bentuk kegelisahan dalam diri manusia dapat mnjelma dalam suatu bentuk, seperti ;</div><div style="text-align: justify;"><b>1. Keterasingan</b></div><div style="text-align: justify;">Terasing, diasingkan atau sedang dalam keterasingan sudah ada sejak puluhan bahkan ribuan tahun lamanya. Dimana terasing pada dasarnya dapat didefinisikan sebagi bentuk kehilangan eksistensi diri yang disebabkan tidak adanya pengakuan tentang keberadaan kita “secara hakikat” atau dengan kata lain merasa tersisihkan dan termarjinalkan oleh diri sendiri dan orang lain dalam pergaulan atau mayarakat. Keterasingan disebabkan oleh dua faktor, yaitu (1) Faktor intern, atau fakor yang berasal dari dalam diri sendiri seperti merasa berbeda dengan orang lain, rendah diri dan bersikap apatis dengan lingkungan. (2) Faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri. Faktor ini pun bias bersumber pad afaktor yang pertama.</div><div style="text-align: justify;"><b>2. Kesepian</b></div><div style="text-align: justify;">Aplikasi dan perwujudan dari terasing adalah kesepian. Jika seseorang sudah merasa diasingkan maka orang tersebut akan mengalami kesepian dalam diri dan lingkunga sehingga merasa sepia tau kesepian. Jika hal ini terus dibiarkan maka orang tersebut akan kehilangan unsur dan karakter unik dalam dirinya senhingga dia pun sulit untuk mengenali dirinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">SUMBER http://filsafat.kompasiana.com/2010/04/28/manusia-dan-kegelisahan/ </div></div>kris_abawhttp://www.blogger.com/profile/13290154929625691539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2748247756401958102.post-68593711833563764202011-04-07T08:19:00.000-07:002011-04-07T09:13:58.924-07:006. MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><b>PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB</b><br />
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.<br />
<br />
<a name='more'></a>Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.<br />
Seorang mahasiswa mempunyai kewajiban belajar. Bila belajar, maka hal itu berarti ia telah memenuhi kewajibannya. Berarti pula ia telah bertanggung jawab atas kewajibannya. Sudah tentu bagaimana kegiatan belajar si mahasiswa, itulah kadar pertanggung jawabannya. Bila pada ujian ia mendapat nilai A, B atau C itulah kadar pertanggung-jawabannya.<br />
Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab itu karena manusia itu hidup berrnasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan terhadap alam lingkungannya. Manusia menciptakan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesama manusia dan antara manusia dan lingkungan.<br />
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dan sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang hams memulihkan ke dalam keadaan baik. Dan sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakatan.<br />
<b></b> <br />
<b>MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB</b><br />
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia manghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menuadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :<br />
<ul style="text-align: left;"><li> Tanggung jawab terhadap diri sendiri</li>
</ul>Tanggug jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri Menurut sifat dasamya manusia adalah mahluk bemioral, tetapi manusia juga seorang pribadi. (b) Tanggung jawab terhadap keluarga<br />
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.<br />
<ul style="text-align: left;"><li> Tanggung jawab terhadap Masyarakat</li>
</ul>Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini menipakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.<br />
<ul style="text-align: left;"><li> Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara</li>
</ul>Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia hams bertanggung jawab kepada negara.<br />
Contoh :<br />
1) Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, Gum Isa yang tekenal sebagai guru yang baik, terpaksa menctui barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya., Perbuatan guru isa ini hams pula dipertanggungjawabkan kepada pane/intuit kalau perbuataan itu diketahui ia hams benuusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.<br />
<ul style="text-align: left;"><li> Tanggung jawab terhadap Tuhan</li>
</ul>Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsang terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hulcuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukuman-hukuman tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya, manusia pedu pengorbanan.<br />
<b></b><br />
<b>PENGABDIAN DAN PENGORBANAN</b><br />
Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.<br />
<ul style="text-align: left;"><li> Pengabdian</li>
</ul>Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, honnat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.<br />
Pengabdian itu pada halcekatnya adalah rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga.<br />
Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan, munglcin sampai bethari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.<br />
Berikut ini diberikan gambaran, bagaimana orang tua mengabdi kepada putra-putrinya demi kebahagiaan keluarga mereka.<br />
<ul style="text-align: left;"><li> Pengorbanan</li>
</ul>Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehinggaa pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.<br />
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca atau mendengarkan kotbah agama. Dari kisah para tokoh agama atau nabi, manusia memperoleh tauladan, bagaimana semestinya wajib berkorban. Berikut ini diberikan dua buah penggambaran.<br />
<br />
SUMBER http://achmadsaugi.wordpress.com/2010/05/28/manusia-dan-tanggung-jawab/ </div>kris_abawhttp://www.blogger.com/profile/13290154929625691539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2748247756401958102.post-5537302207324158652011-04-07T08:07:00.000-07:002011-04-07T09:13:32.956-07:005. MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Berawal dari sinilah maka banyak permasalahan – permasalahan yang timbul hingga saat ini, yang kesemuanya tidak dapat dipisahkan dari pola pikir yang telah membentuknya “manusia”. Karena pada dasarnya pola pikir itu sendiri yang telah membentuk paradigma berpikir dan pandangan – pandangan hidup manusianya. Sehingga pola pikir dan pandangan hidup setiap manusia berbeda – beda tergantung dari apa yang ia dapat atau permasalahan – permasalahan yang sering dihadapinya.anusia pasti memiliki pola pikir dan cara pandang tentang segala hal, karena pada setiap manusia dilengkapi dengan akal. Dari permasalahan – permasalahan <br />
<a name='more'></a>yang sering dihadapinya akan melahirkan satu padanganan tentang bagaimana cara atau solusi untuk menghadapi permasalahan – permasalahan itu.Pola pikir itu sendiri dapat timbul dengan sendirinya ketika manusia itu terbentur oleh suatu permasalahan hingga akhirnya ia akan terbentuk karakternya oleh permasalahannya itu sendiri. Karena ketika kita mulai berpikir maka kita sendiri telah dihadapi oleh suatu masalah yang mungkin permasalahannya terlalu abstrak hingga sulit untuk diungkapkan dengan kata. <br />
<div style="text-align: justify;">Pandangan – pandangan hidup pada dasarnya terbentuk oleh beberapa faktor yang sangat dominan mempengaruhi manusia, antara lain ;</div><ol style="text-align: justify;"><li><b>Cita–cita</b> adalah Cita dan angan merupaka awal dari suatu permasalahan yang akan dihadapi sehingga dapat membentuk karakter berpikir serta pola pikir dan pandangan hidup dari suatu permasalahan yang timbul. Karena setiap kita bercita – cita atau menginginkan sesuatu maka kita juga akan berpikir bagaimana meraih dan mewujudkannya, sehingga cita – cita dapat menjadi faktor yang sangat mempengaruhi pola pikir dan pandangan hidup seseorang. </li>
<li><b>Pengalaman</b> adalah Pengalaman merupakan guru terbaik yang dimiliki oleh setiap orang. Belajar tidak hanya membaca atau mendengar dan menulis saja, Belajar yang baik adalah memadukan ketiganya menjadi satu kesatuan yaitu melakukan dengan melakukan maka kita akan membaca karakter permasalahan, menganalisi permasalahan serta mencari solusi dari permasalahan yang dihadapai “analisis” seningga dengan melalukan maka kita telah belajar baik disengaja atau tidak.</li>
<li><b>Pendidikikan</b> adalah Pendidikan merupakan faktor penunjang dari suatu pola pikir cara pandang karena pada dasarnya pendidikan dapat merubah pola pikir dan cara berpikir seeorang. Tentunya akan sangat berbeda cara berpikir dan cara menyelesaikan suatu permasalahan seorang yang mengenyam pendidikan dengan orang yang tidak mengenyam pendidikan. Meski pendidikan tidak dapat sepenuhnya menjadi jaminan pembentukan karakter seseorang tetapi minimal dari pendidikan itulah seseorang dapat menjadi sedikit dewasa dalam segala hal.</li>
<li><b>Pergaulan </b>adalah Karakter manusia dapat terbentuk oleh pergaulan baik pergaulan dalam akademis “sekolah, kampus atau lembaga lainnya”, ataupun non akademis “keluarga dan masyarakat”. Pergaulan dapat membentuk kepribadian dan pola pikir seseorang. Maka dalam pembentukan pola pikir dan cara pandang pergaulan sangat mempengaruhi karena dalam pergaulan maka kita belajar melakukan “Pengalaman”.</li>
</ol>dari faktor tersebut merupakan faktor yang membentuk dan mempengaruhi pola pikir, kedewasaan dan pandangan hidup seseorang karena tidaklah mungkin pandangan hidup serta paradigma beripkir dan kedewasaan seseorang dapat timbul tanpa adanya faktor yang mempengaruhi dan membentuknya itu semua berbalik lagi pada individunya, dalam hal ini adalah permasalahan – permasalahan yang dihadapi baik dalam pencapaian suatu tujauan yang berkaitan dengan cita dan angan hingga masalah percintaan.<br />
<br />
sumber http://filsafat.kompasiana.com/2010/04/24/manusia-dan-pola-pikir-serta-pandangan-hidup/ </div>kris_abawhttp://www.blogger.com/profile/13290154929625691539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2748247756401958102.post-91796346745977846032011-04-07T07:51:00.000-07:002011-04-07T09:13:06.181-07:004. MANUSIA DAN ADIL<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><pre>tentang bagaimana "bersikap adil" itu tidak mudah,
apalagi tentang bagaimana kita mempraktekkan untuk "bersikap adil"...ini
jauh lebih sulit lagi. Oleh karena masalah "adil" ini bukan mengenai
masalah sosial atau hukum saja, tetapi ini sudah sangat menyangkut
masalah tanggung jawab moral. Dan, kalau sudah bicara tentang moral,
berarti hal ini sudah berkaitan dengan seberapa baik - buruknya manusia
dalam bertindak. Maka dari itu, setiap usaha untuk "bersikap adil" atau
"bersikap tidak adil" akan selalu menuntut "pertanggungjawaban moral",
dan ini berkaitan juga dengan hati nurani. Oleh sebab itu, kita harus
merenungkan kembali sikap kita selama ini, yang menyangkut soal
keadilan. Bagaimana hati nurani kita?
</pre><pre><a name='more'></a> </pre><pre>adil, sebuah kata yang sering kita dengar. Di setiap kalimat yang
diucapkan saat membahas hal-hal berkaitan dengan sosial kemasyarakatan,
hampir selalu muncul kata "adil" ini. Lalu, bagaimana sesungguhnya makna
dari kata "adil" tersebut? Nah, ini merupakan suatu hal yang tidak mudah
untuk memberi "definisi adil" secara langsung, jelas dan terang, serta
tentu saja bisa memuaskan semua pihak. Dan, di Blog ini, saya bukan
bermaksud untuk memberikan definisi pasti mengenai "adil"; tetapi saya
ingin ikut "sharing" dengan Anda tentang bagaimana sebaiknya menyikapi
"adil" ini di dalam kehidupan kita.
Kalau saya melihat secara umum atau gambaran umum yang berlaku di
masyarakat tentang "pengertian adil", maka bisa saya simpulkan bahwa
"bersikap adil" berarti menunjukkan sikap berpihak kepada yang benar,
tidak berat sebelah, dan tidak memihak salah satunya. Ini kesimpulan
kurang lebih yang berlaku di masyarakat sepanjang pengetahuan saya
selama ini. Tetapi, yang menjadi persoalan tentang ADIL ini adalah,
sudahkah kita semua benar-benar mempraktekkannya? Sudahkah kita mencoba
untuk bersikap adil yang sesungguhnya? Cobalah Anda ikut merenungkannya?
Biasanya orang memiliki sudut pandang berbeda tentang "bersikap adil"
ini. Pada dasarnya, timbulnya istilah ADIL atau TIDAK ADIL ini karena
berkaitan dengan hubungan antar manusia. Dan, jika sudah menyangkut soal
hubungan antar manusia, pasti akan melibatkan sikap, pandangan, maupun
perasaan emosi kita; maka dari itu muncullah istilah ADIL ini. Di bawah
ini ada beberapa sudut pandang mengenai "bersikap adil" menurut bahasa
saya, yang saya coba uraikan kepada Anda, sebagai berikut:</pre><ul style="text-align: left;"><li>Adil berdasarkan "egoisme pribadi":</li>
</ul><pre>Pandangan seperti ini tentu saja menilai suatu tindakan atau perbuatan
siapa pun, yang pasti selalu dikaitkan dengan keuntungan diri sendiri,
seberapa besar keuntungan yang diperolehnya, itulah yang sangat
berpengaruh pada makna adil di sini. Mereka dengan paham seperti ini
punya kecenderungan tidak mau tahu orang lain, yang penting adalah
keuntungan diri sendiri. Mereka tidak mempunyai "rasa empati" pada
sesama, maunya menang sendiri. Dan, penganut paham ini pasti akan
langsung berteriak bahwa "itu adil" jika dia mendapatkan keuntungan dari
tindakan atau perbuatan itu. Sebaliknya, jika mereka tidak memperoleh
keuntungan apa pun dari suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang
ataupun oleh suatu lembaga; maka mereka akan berkata bahwa itu tidak
adil.</pre><ul style="text-align: left;"><li>Adil berdasarkan "egoisme kelompok":</li>
</ul><pre>Pandangan tentang adil seperti ini, hampir mirip dengan pandangan adil
berdasarkan egoisme pribadi. Bedanya, penganut paham ini bisa sedikit
berpandangan lebih luas mengenai keadilan, yaitu adil untuk kelompoknya
sendiri. Jika dia merasa kelompoknya atau keluarganya memperoleh
hasil-hasil bagus dari sesuatu, dari siapa pun, maka dia juga akan
berseru bahwa itu memang adil. Tapi, jika kelompoknya tidak memperoleh
hasil sesuai harapannya atau hanya sedikit mendapatkan bagian, maka
pasti dia berteriak bahwa itu tidak adil. Paham adil berdasarkan egoisme
kelompok ini sangat banyak dianut oleh sebagian besar orang di dalam
negeri kita ini. Paham ini muncul, karena tentu adanya kesamaan
pandangan diantara masing-masing pribadi yang terlibat, sehingga mereka
kemudian bisa bersatu. Mereka yang masuk di dalam paham ini, juga
memiliki "rasa empati", tetapi empati ini hanya khusus ditujukan kepada
orang-orang yang sepaham dengan dirinya, hanya sebatas empati di dalam
kelompoknya.</pre><ul style="text-align: left;"><li>Adil berdasarkan "kelayakan bagi orang lain":</li>
</ul><pre>Inilah pandangan yang dipegang oleh orang-orang dengan idealisme
tinggi dan penuh rasa peduli dengan sesama. Mereka dengan paham seperti
ini akan selalu memperjuangkan "rasa keadilan" bagi sesama. Setiap
perbuatan yang dilakukan oleh siapa pun, selalu dicermati dengan sudut
pandang, seberapa jauh perbuatan itu bisa bermanfaat bagi banyak orang.
Jika dirasa bahwa perbuatan itu benar-benar bisa membawa manfaat bagi
banyak orang, maka itu sudah dianggapnya "adil". Sebaliknya, meskipun
tindakan itu bisa dirasakan oleh sekelompok orang sudah adil, tetapi
menurut pemegang paham ini, hal itu masih dianggap "tidak adil", karena
tindakan tersebut hanya bermanfaat bagi sekelompok golongan kecil saja.
Mereka yang mendukung paham ini, cenderung memiliki "rasa empati" sangat
tinggi kepada orang lain yang "tidak mendapatkan keadilan". Bahkan
mereka cenderung lebih mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri.</pre><ul style="text-align: left;"><li>Adil berdasarkan "kesamaan derajat":</li>
</ul><pre>Menurut saya inilah sebagian besar "paham keadilan" yang banyak
dipegang oleh orang. Mungkin juga Anda termasuk di dalamnya. Penganut
paham ini, saya pikir memang bisa lebih bersikap adil, baik terhadap
sesama orang, maupun terhadap dirinya sendiri. Ini bagi saya merupakan
paham yang paling cocok dan ideal untuk semua orang. Oleh karena dengan
memahami adanya "kesamaan derajat" diantara sesama manusia, maka kita
tentu bisa lebih "proporsional" dalam hal berlaku adil ini. Kita bisa
berlaku adil untuk sesama orang, dan kita juga bisa berlaku adil untuk
diri kita sendiri, sebab "derajat" kita sebagai sesama manusia
sesungguhnya memang sama. Mereka ini pun juga memiliki "rasa empati"
terhadap sesamanya. Rasa empati yang dimiliki oleh orang dengan paham
"adil berdasarkan kesamaan derajat" ini lebih bersifat proporsional
juga, tidak berlebihan, sehingga mereka bisa bersikap lebih bijak, baik
kepada orang lain maupun kepada dirinya sendiri.</pre><ul style="text-align: left;"><li>Adil berdasarkan "hukum":</li>
</ul><pre>paham yang ini beda dengan paham yang lainnya. Kalau adil
berdasarkan hukum ini, kita semua sebagai warga masyarakat tentu saja
mau atau tidak mau...ya harus patuh dengan bentuk keadilan semacam ini.
Oleh karena, berdasarkan hukum yang berlaku di masing-masing Negara,
semua orang sesungguhnya mempunyai persamaan hak dan kewajibannya, tidak
dibeda-bedakan. Demikian juga aturan yang ada di dalam hukum Agama,
setiap orang punya hak dan kewajiban sama. Ini sebuah prinsip hukum,
meskipun di dalam pelaksanaannya tetap saja ada
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh manusia. Mengapa selalu
ada penyimpangan? Jawabannya, karena kita ini juga dipengaruhi oleh
berbagai paham yang lainnya, tiga paham sebelumnya tersebut. Ketiga
paham tentang adil yang saya sebut sebelumnya di awal tadi, pasti juga
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan seseorang dalam menyikapi
suatu keadilan.
Kelima uraian tentang pengertian adil di atas, sudah saya coba berikan
ke Anda. Dari 5 (Lima) macam uraian tentang adil tersebut, setidaknya
setiap orang pasti akan selalu terlibat di dalam dua pilihan yang tidak
mungkin terpisahkan. Dua pilihan yang pasti ada di dalam pemikiran
setiap orang, misalnya Anda punya paham "adil berdasarkan kesamaan
derajat", pasti Anda juga menganut paham "adil berdasarkan hukum". Oleh
karena paham "adil berdasarkan hukum" ini harus kita pegang, dan
bersifat wajib bagi semua orang. Jika Anda para pembaca budiman
mempunyai konsep adil menurut pandangan Anda, maka sungguh menyenangkan
jika Anda juga mau berbagi pengetahuan Anda itu dengan saya. Konsep Adil
di atas tersebut menurut hemat saya adalah mewakili konsep sebagian
besar dari kita, yang terbersit di dalam pemikiran kebanyakan orang.</pre><pre></pre><pre></pre><pre></pre><pre></pre><pre></pre><pre></pre><pre></pre><pre>sumber http://www.mail-archive.com/bicara@yahoogroups.com/msg01193.html
</pre></div>kris_abawhttp://www.blogger.com/profile/13290154929625691539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2748247756401958102.post-23724281485811160232011-04-06T10:27:00.000-07:002011-04-07T09:12:39.043-07:003. MANUSIA DAN PENDERITAAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Csc%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Csc%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Csc%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:1;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
a:link, span.MsoHyperlink
{mso-style-priority:99;
color:blue;
mso-themecolor:hyperlink;
text-decoration:underline;
text-underline:single;}
a:visited, span.MsoHyperlinkFollowed
{mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
color:purple;
mso-themecolor:followedhyperlink;
text-decoration:underline;
text-underline:single;}
span.ilad
{mso-style-name:il_ad;
mso-style-unhide:no;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 22.7pt; text-align: justify;">Penderitaan, penderitaan adalah sebuah ungkapan atas kekecewaan yang membuat seorang manusia terpuruk sedalam-dalamnya sehingga membekaskan luka dalam jiwa/pikiran/hatinya. Mengapa hal ini berkaitan dengan manusia? ya, saya rasa selama<br />
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung.<br />
Manusia dan Penderitaan. Pengertian Penderitaan. Ide penderitaan dalam Islam didasarkan pada gagasan <span class="ilad"><span id="IL_AD10">fundamental</span></span> dari ketidaksempurnaan hidup manusia. “Sesungguhnya, kami telah menciptakan manusia <br />
<a name='more'></a>dalam kehidupan rasa sakit,Tujuan manusia yang paling populer adalah kenikmatan, sedangkan penderitaan adalah sesuatu yang selalu dihindari oleh manusia. Oleh karena itu, penderitaan harus dibedakan dengan kenikmatan, dan penderitaan itu sendiri sifatnya ada yangDalam tema ini saya akan menjelaskan beberapa hal-hal yang berkaitan antara Manusia Dengan Penderitaan. Diantaranya adalah Pengertian dari penderitaan manusia, Pengertian dari siksaan, Contoh siksaan yang bersifat psikis,Rasa sakit adalah rasa yang tidak enak bagi pendeirta, rasa sakit atau penyakit tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Penderitaan rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian yang satu dengan lainnya tak dapat dipisahkanYang dimaksud penderitaan yang timbul akibat perbuatan buruk manusia adalah penderitaan yang dapat terjadi dalam hubungan antar manusia ataupun hubungan antara manusia dan lingkungannya karena perilaku buruk dari manusia itu sendiri.<br />
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat – tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat tidaknya intensitas penderitaan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 22.7pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"><a href="http://www.acehforum.com/2011/02/makalah-manusia-dan-penderitaan/">SUMBER http://www.acehforum.com/2011/02/makalah-manusia-dan-penderitaan/</a><o:p></o:p></span></div></div>kris_abawhttp://www.blogger.com/profile/13290154929625691539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2748247756401958102.post-5468112105110697222011-04-06T10:23:00.000-07:002011-04-07T09:10:15.287-07:002. MANUSIA DAN KEINDAHAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Csc%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Csc%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Csc%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:1;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
a:link, span.MsoHyperlink
{mso-style-priority:99;
color:blue;
mso-themecolor:hyperlink;
text-decoration:underline;
text-underline:single;}
a:visited, span.MsoHyperlinkFollowed
{mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
color:purple;
mso-themecolor:followedhyperlink;
text-decoration:underline;
text-underline:single;}
span.notranslate
{mso-style-name:notranslate;
mso-style-unhide:no;}
span.nw
{mso-style-name:nw;
mso-style-unhide:no;}
p.pj, li.pj, div.pj
{mso-style-name:pj;
mso-style-unhide:no;
mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="pj" style="line-height: 22.7pt; text-align: justify;">Akal dan budi merupakan kekayaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Oleh akal dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada manusia ini tentu saja berbeda dengan “kehendak atau keinginan” pada hewan karena keduanya timbul dari sumber yang berbeda kehendak atau keinginan pada manusia bersumber dari akal dan budi, sedangkan kehendak dan keinginan pada hewan bersumber dari naluri. <span class="nw">jika dilihat dari</span><span class="notranslate"> </span><span class="nw">tujuannya, satu hal sudah pasti yakni, untuk menciptakan kehidupan yang menyenangkan, yang</span><span class="notranslate"> </span><span class="nw">memuaskan hatinya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa yang mampu menyenangkan atau</span><span class="notranslate"> </span><span class="nw"><a name='more'></a>memuaskan hati setiap manusia itu tidak lain adalah sesuatu yang “Baik”, yang “Indah”. Maka</span><span class="notranslate"> </span><span class="nw">“Keindahan” pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena dengan keindahan itu</span><span class="notranslate"> </span><span class="nw">manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana keindahan itu peraasaan “(ke)-manusia-</span><span class="notranslate"> <span style="word-spacing: 0.01em;"></span><span class="nw">(annya)” tidak terganggu.</span> Keindahan yang bersifat jasmani yang dimaksudkan ialah keindahan yang dapat</span><span class="notranslate"> </span><span class="nw">“menyenangkan” atau “memuaskan“ indera manusia; baik indera penglihatan maupun indera</span><span class="notranslate"> </span><span class="nw">pendengaran. Keindahan yang bersifat rohani dimaksudkan keindahan yang dapat</span><span class="notranslate"> </span><span class="nw">“menyenangkan” atau “memuaskan“ batin manusia. Tetapi perlu segera dipahami bahwa</span><span class="notranslate"> </span><span class="nw">walaupun secara material keduanya dapat dibedakan, secara Esensial keduanya tidak dapat</span><span class="notranslate"> </span><span class="nw">dipisahkan; karena pada akhirnya “Unsur kemanusiaan” itulah yang harus menjadi penentunya.</span><span class="notranslate"> </span><span class="nw">Sebuah lukisan yang secara lahiriah “menyenangkan” tetapi jika “batin” manusia menolaknya</span><span class="notranslate"> </span><span class="nw">karen lukisan itu dapat ”merusak”. Kemanusiaan manusia, maka lukisan itu tidak berhak disebut</span><span class="notranslate"> </span><span class="nw">indah. Kodrat manusia selalu mendambakan sesuatu yang baik, yang dapat menyempurnakan</span><span class="notranslate"> </span><span class="nw">kemanusiaannya. Disadari atau tidak setiap manusia tidak senang terhadap sesuatu yang jorok,</span><span class="notranslate"> </span><span class="nw">yang tidak baik, dan yang merendahkan martabatnya. Karena itu “Keindahan” bagi manusia</span><span class="notranslate"> </span><span class="nw">sebenarnya bukan sekedar sesuatu yang menjadi “harapannya“ melainkan merupakan sesuatu </span><span class="nw"><span style="font-size: 10pt;">yang “harus diusahakan adanya</span></span></div><div class="pj" style="line-height: 22.7pt;"><br />
</div><div class="pj" style="line-height: 22.7pt;"><br />
</div><div class="pj" style="line-height: 22.7pt;"><span style="font-size: x-small;"><span class="nw"></span></span></div><div class="pj" style="line-height: 22.7pt;"><span style="font-size: x-small;"><span class="nw"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">KESIMPULAN <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 22.7pt; text-indent: 39.5pt;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Keindahan berasal dari kata Indah, Keindahan adalah sifat dari sesuatu yang memberi</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">kita rasa senang bila melihatnya, keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Keindahan Dalam Arti Estetika Murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Keindahan dalam arti terbatas mempunyai</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Indera Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 22.7pt; text-indent: 46.8pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;">“Keindahan” pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena dengan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;">keindahan itu manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana keindahan itu peraasaan “(ke)-</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;">manusia-(annya)” tidak terganggu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 22.7pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"> SUMBER</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"> <o:p></o:p><a href="http://www.scribd.com/doc/37463263/Makalah-ISBD"> http://www.scribd.com/doc/37463263/Makalah-ISBD</a><o:p></o:p></span></div></div>kris_abawhttp://www.blogger.com/profile/13290154929625691539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2748247756401958102.post-59405004264674718592011-04-06T10:15:00.000-07:002011-04-12T11:24:09.413-07:001. MANUSIA DAN CINTA KASIH<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;">Cinta dan kasih sayang yang meliputi seluruh dunia merupakan manifestasi atas anugerah-Nya. Dengan bertujuan untuk mencapai cinta yang sebenarnya telah difitrahkan secara khusus kepada makhluk-Nya untuk meraih tujuan yang mulia. Cinta tertinggi kedudukannya ketika seseorang mampu sepenuhnya mencintai Allah, melebihi cintanya kepada bentuk duniawi. Dimana setelah mampu mencintai Allah maka dengan sendirinya manusia mampu mencintai segala hal yang ada di sekelilingnya atas segala ciptaan-Nya. Cinta kepada rasulullah setelah itu. Karena manusia sebagai makhluk pribadi dan sosial maka kecintaannya tak cukup hanya pada diri sendiri melainkan masyarakat di sekelilingnya. Kasih sayang yang timbul utuh dari hati tak hanya </div><a name='more'></a>suami istri, orang dewasa namun juga bayi yang belum mampu apa-apa telah bisa merasakan apa kasih sayang dan cinta. Mestinya mampulah mencintai karena ketulusan bukan karena pamrih, agar tahu sesungguhnya hikmah dari cinta. Dunia tercipta dengan segala sesuatu yang berpasangan. Ada langit ada bumi, ada baik ada benar, ada wanita ada laki-laki. Meskipun manusia tercipta sebagai makhluk pribadi akan tetapi manusia juga makhluk individu, makhluk yang tak dapat hidup sendiri tanpa campur tangan orang lain. Allah memberikan bekal cinta kepada setiap makhluk yang ada di bumi. Di mana dapat dibedakannya antara cinta yang sejati dan tulus dan cinta yang hanya karena nafsu atau pamrih. Butuh karena cinta apa cinta karena butuh?<br />
<div style="text-align: justify;">Di mana cinta sejati cinta yang tumbuh karena kemanusiaan, yang tumbuh dari lubuk hati setiap manusia, yang tumbuh atas kesadaran bahwa pada hakikatnya manusia itu satu. Itulah kenapa cinta meliputi seluruh dunia. Di mana cinta kasih tidak mengenal iri, cemburu, persaingan dan lainnya pada orang yang mencintainya. Merupakan suatu kebahagiaan bila mampu berkorban, meringankan beban orang yang dicintai. Akan tetapi merupakan suatu penderitaan apabila tidak mampu meringankan beban orang yang dicintai. </div><div style="text-align: justify;">Cinta berperan penting dalam kehidupan, cinta merupakan suatu landasan, perkawinan, dimana merupakan landasan pembentukan rumah tangga, terbangunnya suatu Negara, terciptanya semangat hidup, terciptanya sebuah hubungan kemasyarakatan. Cinta pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya, berpegang teguh pada syariat-Nya. Mampu menciptakan ikatan batin yang begitu menjiwa. Dimana bentuk cinta dapat berwujud dari cinta diri sendiri, pada sesama, harta, anak istri, kepada Allah. </div><div style="text-align: justify;">Oleh karena itu cinta punya banyak sebutan, tergantung siapa yang merasakan, dari racun, bencana, kedamaian, bahkan cinta adalah penderitaan. Akan tetapi pandangan akan cinta yang bermacam-macam itu seharusnya dilihat dari berbagai sisi atas cinta. Apa hikmah dari segala pengalaman cinta. Kalau cinta itu adalah suatu kegiatan, bukan merupakan pengaruh yang pasif, demikian pula bisa dikatakan bahwa salah satu esensi dari cinta adalah kreatifias dalam diri seseorang. Lebih tegasnya cinta lebih terletak pada aspek memberi dan menerima.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">A. Al-Mahabbah</div><div style="text-align: justify;">Cinta adalah permanen, memprioritaskan orang atau sesuatu yang dicintai, merasa dekat walau jauh sekalipun, hanya dia yang ada walau seribu orang pun, cinta adalah berkorban untuk orang yang dicintai, cinta adalah bilamana kalbu tidak mengingat siapapun melainkan yang dicinta, cinta adalah maksud hati yang tak kurang tatkala dijauhi tak lebih tatkala didekati, cinta adalah menyajikan pelayanan yang disertai menjaga kesucian, cinta adalah kesamaan selera dengan orang yang dicinta, cinta adalah saling melengkapi, cinta adalah kesetiaan untuk merindukan sang kekasih, cinta adalah hanya kekasih dalam setipa helaan nafas. Dalam cinta juga terdapat kemesraan “Kemesraan adalah hubungan akrab baik antara pria dan wanita yang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga”. </div><div style="text-align: justify;">Siapa yang berhak untuk dicintai :</div><div style="text-align: justify;">– Cinta akan diri sendiri, yang mendorong siapa yang patut untuk dicintai.</div><div style="text-align: justify;">– Dalam terik matahari dia suka akan tempat yang teduh, maka ia cinta akan pohon yang rindang yang menyebabkan keteduhan itu.</div><div style="text-align: justify;">– Cinta kepada orang yang baik.</div><div style="text-align: justify;">– Cinta akan segala yang bagus dan indah, keindahan batin hanya hati yang dapat melihat.</div><div style="text-align: justify;">– Ilmu dan kekuasaan Sang Pencipta.</div><div style="text-align: justify;">– Satu kesempurnaan akan kecintaan ketika mampu mencintai Sang Pencipta sepenuhnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">B. Kasih Sayang</div><div style="text-align: justify;">Dimana kasih sayang merupakan kelanjutan dari sebuah cinta, apabila percintaan dua orang berakhir pada sebuah perkawinan maka di situ bukan lagi cinta akan tetapi sudah bersifat kasih mengasihi, yang masing-masing dituntut atas tanggung jawab, kejujuran dan pengorbanan juga saling percaya. Sehingga keduanya merupakan satu-kesatuan. Dan apabila ada salah satu unsur dari itu maka bisa terjadi keretakan dalam rumah tangga tersebut.</div><div style="text-align: justify;">Kasih sayang merupakan suatu istilah konotatif bukan denotative, namun ada kepastian cinta tak akan berkembang tanpa adanya kehendak satu pihak yang memberikannya. Namun lebih baiknya mampu menyayangi diri sendiri sebelum menyayangi dan mencintai orang lain secara wajar. Yang merasakan kasih sayang bukan hanya di rasakan suami istri ataupun anak-anak dewasa akan tetapi bayi pun bisa merasakan kasih sayang, ketika dia digendong oleh ibunya diajak bercakap walau tidak tahu arti kata tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">C. Cinta Kasih dalam Berbagai Dimensi</div><div style="text-align: justify;">Cinta adalah sebagai bagian dari hidup dan itu pun telah diakui oleh anggota-anggota suatu komponen tertentu, dan telah diakui secara universal. Cinta mempunyai hubungan yang konstruk dengan kasih sayang kemesraan, belas kasih. Yang bisa diartikan perasaan kepada orang lain. Dari pengertian tersebut cinta kasih sayang menurut dua pihak yang terlibat di dalamnya.</div><div style="text-align: justify;">Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa rasakan cinta kasih sesama, kasih sayang kepada masyarakat, jadi kehadiran orang lain sangat berarti dalam kehidupan kita, membuat hidup kita lebih indah, bahagia dan mengesankan.</div><div style="text-align: justify;">Menyatakan cinta adalah suatu orientasi yang menunjukkan pada segalanya dan bukan kepada salah satu hal saja. Berarti tidak ada perbedaan antara tipe-tipe cinta berdasarkan objeknya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">D. Cinta Sesama Manusia</div><div style="text-align: justify;">Persaudaraan merupakan cinta antara sesama, bukan sekarang saya besok engkau, bukan yang satu kuat yang satu lemah, karena hal itu bersifat sementara tapi perlu diingat manusia tidak bisa hidup tanpa manusia lain. Untuk itu kita perlu menyeimbangkan perasaan cinta pada diri sendiri atau egois dengan mencintai dan mengasihi orang lain, membantu mereka yang membutuhkan. Dimana Allah memberi petunjuk bahwa mencintai diri sendiri terlihat ketika seseorang berkeluh kesah atas apa yang sedang dialami, dan Allah juga memuji orang yang tidak terlalu berlebihan mencintai diri sendiri dan berusaha untuk mengurangi keluh kesah apabila ditimpa kesusahan.</div><div style="text-align: justify;">Adapun ketegasan dalam Alquran tentang perlunya kasih sayang sesama manusia, kerjasama, persatuan dan persaudaraan di antara mereka.<br />
<br />
kesimpulan :<br />
<br />
<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":"msg"}" smtparsed="1" style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; font-weight: normal; overflow: visible;"><span style="font-size: x-small;"><span class="messageBody">ALLah memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa ALLah hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena ALLah telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya</span></span>. <span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">manusia pasti membutuhkan cinta untuk melengkapi hidupnya, cinta kasih dalam kehidupan adalah suatu rasa yang ada untuk saling mencintai tidak ada paksaan dan pamrih dalam suatu cinta yang timbul antara ke dua insan. manusia mempunyai kekurang dalam menjalankan cinta nya. rasa kekurangan itulah yang saling mengisi satu sama lain untuk menjalani cinta kasih. cinta kasih terhadap cinta nya akan lebih indah bila saling mengisi dan kejujuran dalam menjalani cinta.</span></span></h6></div><br />
SUMBER:<br />
<a href="http://www.mizan-poenya.co.cc/2010/08/makalah-manusia-dan-cinta-kasih.html">http://www.mizan-poenya.co.cc/2010/08/makalah-manusia-dan-cinta-kasih.html</a></div>kris_abawhttp://www.blogger.com/profile/13290154929625691539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2748247756401958102.post-40755621665726249442010-11-30T15:37:00.000-08:002010-11-30T15:41:56.143-08:00prasangka,detskriminasi, dan etnosentrisme<div class="MsoNormal" style="color: white; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="color: black;">1.Perbedaan Prasangka Dan Diskriminasi</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"> </div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"> Sikap yang negative disebut prasangka.Walaupun dapat kita garis bawahi bahwa prasangka dapat juga dalam negative.Tidak sedikit orang² yang mudah berprasangka.Mengapa terjadi perbedaan cukup mencolok?Tampaknya kepribadian dan intelegensiajuga factor lingkungan cukup berkaitan dengan munculnya prasangka.</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"> Namun belum jelas benar ciri² kepribadian mana yang membuat seseorang mudah berprasangka.Sementara pendapat menyebutkan bahwa orang yang berintelekgensi yang tinggi,lebih suka berprasangka.Mengapa?karena orang² macam ini bersifat dan bersikap kritis.Kondisi lingkungan/wilayah yang tidak mapan pun cukup beralasan untuk dapat menimbulkan prasangka suatu individu atau kelompok social tertentu.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"> Dalam kondisi persaingan untuk mencapai akumulasi materiil tertentu,atau untuk meraih status social bagi suatu individu atau kelompk social tertentu,pada suatu lingkungan/wilayah dimana norma² dan tata hukum dalam kondisi goyah,dapat merangsang munculnya prasangka dan diskriminasi dapat dibedakan dengan jelas.Prasangka bersumber dari suatu sikap.Diskriminasi menunjukkan kepada suatu tindakan.Dalam pergaulan sehari-hari sikap berprasangka dan diskriminasi seolah-olah menyatu dan tidak dapat dipisahkan.</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"> Seorang yang mempunyai prasangka rasial,biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya.Demikian juga sebaliknya,seseorang yang berprasangka dapat saja berprilaku tidak diskriminatif.Di Indonesia kelompk keturunan Cina sebagai kelompok minoritas,sering menjadi sasaran rasial,walaupun secara yuridis telah menjadi warga Negara Indonesia dan dalam UUD 1945 BAB X Pasal 27 dinyatakan bahwa semua warga Negara mempunyai kedudukan yang sama adlam hukum dan permerintahan.</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"> Sikap berprasangka jelas tidak adil,sebab sikap yang diambil hanya berdasarkan pada pengalaman atau apa yang didengar.Apabila muncul suatu sikap yang berprasangka dan diskriminatif terhadap kelompok social lain,atau terhadap suatu suku bangsa,kelompk etnis tertentu,bias jadi akan menimbulkan pertentangan² social yang lebih luas.Suatu contoh:beberapa peristiwa yang semula menyangkut berapa orang saja,sering menjadi luas,melibatkan sejumlah orang.Akan menjadi riskan lagi apabila peristiwa itu menjalar lebih luas,sehingga melibatkan orang² disuatu wilayah tertentu,yang diikuti dengan tindakan² kekerasan dan destruktif dengan berakibat mendatangkan kerugian yang tidak kecil.</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"> Contoh lain:prasangka diskriminasi ras yang terjadi di Afrika Selatan,prasangka Negara Israel dengan negara² di Timur Tengah berkebang menjadi pertentangan social.Contoh factual lain berkisar pada tahun 1985 orang² Papua Nugini sebagai tetangga dekat Indonesia pernah berprasangka bahwa Negara Indonesia melewati tapal batas wilayah Papua Nugini.Fakta dilapangan memang meyakinkan bahwa terdapat ribuan orang dari provinsi Papua masuk ke Negara Papua Nugini.Setelah hasil pengusutan dan hasil penelitian dipelajari dengan seksam oleh pemerintah ,ternyata ada perusuh dam pembangkang terhadap pemerintah Indonesia.</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: center;">SEBAB² TIMBULNYA PRASANGKA DAN DISKRIMINASI</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">a)Berlatar belakang sejarah</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">b)Dilatar belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional.</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">c)Bersumber pada factor kepribadian</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">d)Berlatar belakang dari perbedaan keyakinan,kepercayaan dan agama</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: center;">DAYA UPAYA UNTUK MENGURANGI/MENGHILANGKAN PRASANGKA DAN DISKRIMINASI</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">a)Perbaikan kondisi social ekonomi</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">b)Perluasan kesempatan belajar</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">c)Sikap terbuka dan sikap lapang</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: center;"><b>ETNOSENTRISME</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Suku bangsa,ras cenderung menganggap budaya mereka sebagai salah suatu yang prima,riil,logis,sesuai dengan kodrat alamdan sebagainya.Segala yang berbeda dengan kebudayaan yang mereka miliki dipandang sebagai suatu yang kurang baik,kurang estetis,bertentangan dengan kodrat alam dan sebagainya.Hal² yang disebutkan diatas disebut ETNOSENTRISME yaitu,suatu kecenderungan yang menganggap nilai² ddan norma² kebudayaannya sendiri sebagai suatu yang prima,terbaik,mutlak,dan dipergunakannya sebagai tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain.</div><div class="MsoNormal" style="color: white; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="color: black;"> Etnosentrisme sepertinya memang merupakan gejala social yang universal,dan sikap yang demikian biasanya dilakukan secara tidak sadar.Dengan demikian etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterprestasikan atau menilai kelompok lain dengan tolak ukur kebudayaannya sendiri.Akibatnya etnosentrisme penampilan yang etnosentrik ,dapat menjadi penyebab utama kesalah pahaman dalam komunikasi.Etnosentrisme dapat dianggap sebagai sikap dasar Chauvinisme pernah dianut oleh orang² Jerman pada zaman NAZI Hitler.Mereka merasa dirinya lebih superior,lebih unggul dari bangsa² lain,dan memandang bangsa lain sebagai inferior,lebih rendah, nista dsb.</span></div>kris_abawhttp://www.blogger.com/profile/13290154929625691539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2748247756401958102.post-5695475587983289342010-11-10T09:55:00.000-08:002010-11-30T15:30:00.799-08:00pemuda dan sosialisasi<span style="font-size: small;"><span style="font-size: large;"><b>PEMUDA</b></span> </span><br />
generasi penerus sebuah bangsa, kader bangsa, kader masyarakat dan kader keluarga. Pemuda selalu diidentikan dengan perubahan, betapa tidak peran pemuda dalam membangun bangsa ini, peran pemuda dalam menegakkan keadilan, peran pemuda yang menolak kekeuasaan. Sejarah telah mencatat kiprah pemuda-pemuda yang tak kenal waktu yang selalu berjuang dengan penuh semangat biarpun jiwa raga menjadi taruhannya. Indonesia merdeka berkat pemuda-pemuda Indonesia yang berjuang seperti Ir.Sukarno, Moh. Hatta, Sutan Syahrir, Bung Tomo dan lain-lain dengan penuh mengorbankan dirinya untuk bangsa dan Negara.Dalam sebuah pidatonya, Sukarno pernah mengorbakan semangat juang Pemuda apa kata Sukarno “Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia”. Begitu besar peranan pemuda di mata Sukarno, jika ada sembilan pemuda lagi maka Indonesia menjadi negara Super Power. Satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa merupakan sumpah pemuda yang di ikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928. Begitu kompaknya pemuda Indonesia pada waktu itu, dan apakah semangat pemuda sekarang sudah mulai redup, seolah dalam kacamata negara dan masyarakat seolah-olah atau kesannya pemuda sekarang malu untuk mewarisi semangat nasionalisime. Hal tersebut di pengaruhi oleh Globalisasi yang penuh dengan tren. Sukarno, Hatta, Syahrir seandainya mereka masih hidup pasti mereka menangis melihat semangat nasionalisme pemuda Indonesia sekarang yang selalu mementingkan kesenangan dan selalu mementikan diri sendiri. Sekarang Pemuda lebih banyak melakukan peranan sebagai kelompok politik dan sedikit sekali yang melakukan peranan sebagai kelompok sosial, sehingga kemandirian pemuda sangat sulit berkembang dalam mengisi pembangunan ini.<br />
<div style="text-align: justify;">Peranan pemuda dalam sosialisi bermasyrakat sungguh menurun dratis, dulu bisanya setiap ada kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, acara-acara keagamaan, adat istiadat biasanya yang berperan aktif dalam menyukseskan acara tersebut adalah pemuda sekitar. Pemuda sekarang lebih suka dengan kesenangan, selalu bermain-main dan bahkan ketua RT/RW nya saja dia tidak tahu.</div><div style="text-align: justify;">Kini pemuda pemudi kita lebih suka peranan di dunia maya ketimbang dunia nyata. Lebih suka nge Facebook, lebih suka aktif di mailing list, lebih suka di forum ketimbang duduk mufakat untuk kemajuan RT, RW, Kecamatan, Provinsi bahkan di tingkat lebih tinggi adalah Negara. Selaku Pemuda kita dituntut aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar. Kehadiran pemuda sangat dinantikan untuk menyokong perubahan dan pembaharuan bagi masyarakat dan negara. Aksi reformasi disemua bidang adalah agenda pemuda kearah masyarakat madani. Reformasi tidak mungkin dilakukan oleh orang tua dan anak-anak. Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menajdi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya gar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya degnan sistem sosial.</div>Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian sebagai suatu prosuk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya; atau sebaliknya, ida disayangi, baik budi dandapt dipercaya<br />
Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial. Bertitik tolak dari pengertian pemuda, maka sosialisasi pemuda dimulai dari umur 10 tahun dalam lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, dan jalur organisasi formal atau informal untuk berperan sebagai mahluk sosial, mahluk individual bagi pemuda<br />
Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang terdapatdalam kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S. Lazarus, proses sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan mana individu menghambat atau mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan lingkungan, dan mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat<br />
<div style="text-align: justify;">Dengan penuh harapan moga pemuda-pemudi dan generasi penerus harapan bangsa dapat menjelma menjadi sukarno-sukarno masa depan dengan samangat juang yang tinggi. Sebagai motor perjuangan bangsa..ammin ya Allah.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<span style="font-size: large;"><b>Sosialisasi</b></span> adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (<i>role theory</i>). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. <br />
<br />
<h2><span style="font-size: large;"><span class="mw-headline" id="Jenis_sosialisasi">Jenis sosialisasi</span></span></h2><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/07/2521448-Things_To_Do-The_Gambia.jpg/150px-2521448-Things_To_Do-The_Gambia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" class="thumbimage" height="640" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/07/2521448-Things_To_Do-The_Gambia.jpg/150px-2521448-Things_To_Do-The_Gambia.jpg" width="405" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">jenis sosialisasi primer dan skunder yang terjadi di masyarakat</span></td></tr>
</tbody></table><div class="thumb tright"><div class="thumbinner" style="width: 152px;"><div class="thumbcaption"><div class="magnify"><br />
</div><div class="magnify"><br />
</div></div></div></div>Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut <b>Goffman</b> kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.<br />
<ul><li><b>Sosialisasi primer</b></li>
</ul><b></b>Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya. Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.<br />
<ul><li><b>Sosialisasi sekunder</b></li>
</ul>Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah <i>resosialisasi</i> dan <i>desosialisasi</i>. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.<br />
<h2><span class="editsection"></span><span style="font-size: large;"><span class="mw-headline" id="Tipe_sosialisasi">Tipe sosialisasi</span></span></h2>Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang berbeda. contoh, standar 'apakah seseorang itu baik atau tidak' di sekolah dengan di kelompok sepermainan tentu berbeda. Di sekolah, misalnya, seseorang disebut baik apabila nilai ulangannya di atas tujuh atau tidak pernah terlambat masuk sekolah. Sementara di kelompok sepermainan, seseorang disebut baik apabila solider dengan teman atau saling membantu. Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe sosialisasi yang ada. Ada dua tipe sosialisasi. Kedua tipe sosialisasi tersebut adalah sebagai berikut.<br />
<ul><li><b>Formal</b></li>
</ul> Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.<br />
<ul><li><b>Informal</b></li>
</ul> Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.<br />
<hr />Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah kepada pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di lingkungannya. Dalam lingkungan formal seperti di sekolah, seorang siswa bergaul dengan teman sekolahnya dan berinteraksi dengan guru dan karyawan sekolahnya. Dalam interaksi tersebut, ia mengalami proses sosialisasi. dengan adanya proses soialisasi tersebut, siswa akan disadarkan tentang peranan apa yang harus ia lakukan. Siswa juga diharapkan mempunyai kesadaran dalam dirinya untuk menilai dirinya sendiri. Misalnya, apakah saya ini termasuk anak yang baik dan disukai teman atau tidak? Apakah perliaku saya sudah pantas atau tidak?<br />
Meskipun proses sosialisasi dipisahkan secara formal dan informal, namun hasilnya sangat suluit untuk dipisah-pisahkan karena individu biasanya mendapat sosialisasi formal dan informal sekaligus.<br />
<h2><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Pola_sosialisasi">Pola sosialisasi</span></h2>Sosiologi dapat dibagi menjadi dua pola: sosialisasi represif dan sosialisasi partisipatoris. <b>Sosialisasi represif</b> (<i>repressive socialization</i>) menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi represif adalah penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan. Penekanan pada kepatuhan anak dan orang tua. Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi perintah, penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan keinginan orang tua, dan peran keluarga sebagai <i>significant other</i>. <b>Sosialisasi partisipatoris</b> (participatory socialization) merupakan pola dari mana anak diberi imbalan ketika berprilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan bersifat simbolik. Dalam proses sosialisasi ini anak diberi kebebasan. Penekanan diletakkan pada interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak. Keluarga menjadi <i>generalized other</i>.<br />
<br />
solusi:<br />
<br />
Di dalam masyarakat terdapat suatu jenis sosialisai, untuk itu sosialisasi sangat penting untuk kita hidup bermasyarakat, banyak dari kalangan pemuda sampai orang yang lebih tua, mereka semua mau bersosialisai dan terutama pemuda yang masih mempunyai jiwa dan semangat tinggi untuk bersosialisasi. Guna dari hidup bersosialisai untuk mempererat silaturahmi dan menjaga keharmonisan dalam hidup bermasyarakat, jika seseorang itu tidak hidup bersosialisasi, maka hidupnya akan tidak sesempurna dengan orang yang lebih suka bersosialisi. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div>http://achmadsaugi.wordpress.com/2009/12/11/pemuda-dan-sosialisasi/<br />
http://sosbud.kompasiana.com/2010/02/23/peranan-pemuda-dalam-sosialisasi-bermasyarakat/<br />
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasikris_abawhttp://www.blogger.com/profile/13290154929625691539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2748247756401958102.post-31300925054739048962010-11-10T08:03:00.000-08:002010-11-10T09:01:45.041-08:00warga negara dan negara<span style="font-weight: bold;">1. Hukum, Negara dan Pemerintah</span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-weight: bold;">Hukum</span></span><br />
Menurut JCT.Simorangkir SH.Hukum adalah Peraturan-peraturan yg memaksa, yg menentukan tingkah laku manusia dalam masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yg berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan.<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Negara</b> </span><br />
suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut.<br />
Syarat-syarat sebuah negara terbagi menjadi dua, yaitu :<br />
<i>Syarat Primer :</i><br />
<ul><li>1. Terdapat Rakyat</li>
<li>2. Memiliki Wilayah</li>
<li>3. Memiliki Pemerintahan yang Berdaulat</li>
</ul><i>Syarat Sekunder :</i><br />
<br />
Mendapat pengakuan Negara lain<br />
<br />
Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat dalam suatu wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada. Hal lain adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada wilayah tempat negara itu berada.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<h2><span style="font-size: small;"><span class="mw-headline" id="Keberadaan_negara">Keberadaan negara</span></span></h2>Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum, adalah untuk memudahkan anggotanya (rakyat) mencapai tujuan bersama atau cita-citanya. Keinginan bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai Konstitusi, termasuk didalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat sebagai anggota negara. Sebagai dokumen yang mencantumkan cita-cita bersama, maksud didirikannya negara Konstitusi merupakan dokumen hukum tertinggi pada suatu negara. Karenanya dia juga mengatur bagaimana negara dikelola. Konstitusi di Indonesia disebut sebagai Undang-Undang Dasar.Dalam bentuk modern negara<br />
terkait erat dengan keinginan rakyat untuk mencapai kesejahteraan bersama dengan cara-cara yang demokratis. Bentuk paling kongkrit pertemuan negara dengan rakyat adalah pelayanan publik, yakni pelayanan yang diberikan negara pada rakyat. Terutama sesungguhnya adalah bagaimana negara memberi pelayanan kepada rakyat secara keseluruhan, fungsi pelayanan paling dasar adalah pemberian rasa aman. Negara menjalankan fungsi pelayanan keamanan bagi seluruh rakyat bila semua rakyat merasa bahwa tidak ada ancaman dalam kehidupannya. Dalam perkembangannya banyak negara memiliki kerajang layanan yang berbeda bagi warganya.<br />
Berbagai keputusan harus dilakukan untuk mengikat seluruh warga negara, atau hukum, baik yang merupakan penjabaran atas hal-hal yang tidak jelas dalam Konstitusi maupun untuk menyesuaikan terhadap perkembangan zaman atau keinginan masyarakat, semua kebijakan ini tercantum dalam suatu Undang-Undang. Pengambilan keputusan dalam proses pembentukan Undang-Undang haruslah dilakukan secara demokratis, yakni menghormati hak tiap orang untuk terlibat dalam pembuatan keputusan yang akan mengikat mereka itu. Seperti juga dalam organisasi biasa, akan ada orang yang mengurusi kepentingan rakyat banyak. Dalam suatu negara modern, orang-orang yang mengurusi kehidupan rakyat banyak ini dipilih secara demokratis pula.<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Pemerintah</b> </span><br />
adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada beberapa definisi mengenai sistem pemerintahan. Sama halnya, terdapat bermacam-macam jenis pemerintahan di dunia. Sebagai contoh: Republik, Monarki / Kerajaan, Persemakmuran (<i>Commonwealth</i>). Dari bentuk-bentuk utama tersebut, terdapat beragam cabang, seperti: Monarki Konstitusional, Demokrasi, dan Monarki Absolut / Mutlak. <br />
<br />
<h1 class="entry-title" style="text-transform: capitalize;"><span style="font-size: large;">contoh kasus hubungan antara warga negara dan negara</span></h1>untuk membangun hubungan yang konsultatif bukan konfrontatif antara warga negara dan negara. Hubungan antara Hal ini dapat dilihat dari berabgai contoh kasus pada masa orde baru hak dan kebebasan asasi warga negara negara mempunyai hubungan antara yang satu dengan yang lainnya, dan pada jauh hubungan dan implikasi dari kasus Bere terhadap tatanan Negara kasus tanah yang terjadi ada contoh yang menarik<br />
di Erambu (Merauke). . netral dan 'bukan kendala dalam hubungan antara dua negara yang hubungan antar negara dan warga. Hubungan hukum antara A dan UPK dikenai aturan hukum Perdata. sebagi warga Negara) dengan Negara<br />
<h1 class="entry-title" style="text-transform: capitalize;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: x-small;">sumber:</span></span></h1><h1 class="entry-title" style="text-transform: capitalize;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: x-small;">http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Istimewa%3APencarian&redirs=0&search=negara&fulltext=Search&ns0=1 </span></span></h1><h1 class="entry-title" style="text-transform: capitalize;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: x-small;">http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan</span></span></h1><h1 class="entry-title" style="text-transform: capitalize;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: x-small;"> </span> </span></h1>kris_abawhttp://www.blogger.com/profile/13290154929625691539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2748247756401958102.post-19989105905147696072010-11-09T22:59:00.000-08:002010-11-09T22:59:24.246-08:00Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan<b>Ilmu pengetahuan</b><br />
lazim digunakan dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, ilmu dan pengetahuan , yang masing-masing punya identities sendiri-sendiri. Dikalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. pengalaman indera dan batin. Menurut Imanuel Kant pengehuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman. Dari berbagai macam pandangan tentang pengetahuan diperoleh sumber-sumber pengetahuan berupa ide, kenyataan, kegiatan akal-budi, pengalaman, sintesis budi, atau meragukan karena tak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
1. Pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan<br />
dengan dalil (proposisi) yang terdahulu<br />
2. Pengetahuan dianggap benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan<br />
3. Pengetahuan dianggap benar apabila mempunyai konsekwensi praktis yang<br />
mempunyai pengeahuan itu.<br />
<br />
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ; ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan. Ontologis dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup ujud yang menajdi objek penelaahannya. Atau dengan kata lain ontologism merupakan objek formal dari suatu pengetahuan. Komponen aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.<br />
<br />
Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakan bahan dalam penelitian, meliputi objek material sebagai bahan yang menadi tujuan penelitian bulat dan utuh, serta objek formal, yaitu sudut pandangan yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian. Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berpikir analitis, sistesis, induktif dan deduktif. Yang terakhir ialah pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari berbagai hal yang merupakan pengingkaran.<br />
<br />
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :<br />
<br />
1. Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan <br />
ilmiah yang obeyktif<br />
2. Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi <br />
supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap <br />
hipotesis yang ada<br />
3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun<br />
terhadap indera dam budi yang digunakan untuk mencapai ilmu<br />
4. Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah<br />
mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.<br />
<br />
<br />
Untuk membuktikan pengetahuan itu benar, perlu berpangkal pada teori kebenaran pengetahuan :<br />
<br />
<b>Teknologi</b><br />
<br />
Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan bahwa pengetahuan (body ofknowledge), dan teknologi sebagai suatu seni (state of arts ) yang mengandung pengetian berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan ketrampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. “secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknoogi sosial pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi itu adalah merode sistematis untuk mencapai tujuan insani (Eugene Stanley, 1970).<br />
<br />
Teknologi memperlihatkan fenomenanya alam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya berjudul “the technological society” (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi teknik, meskipun artinya sama. Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak hanya untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas manusia. Jadi teknologi penurut Ellul adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil yang distandarisasi dan diperhingkan sebelumnya.<br />
<br />
Fenomena teknik paa masyarakat ikini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagia berikut :<br />
<br />
1. Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan<br />
yang direncanakan dengan perhitungan rasional<br />
2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah<br />
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan<br />
secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan<br />
non teknis menjadi kegiatan teknis<br />
4. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan<br />
5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling<br />
bergantung<br />
6. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi,<br />
bahkan dapat menguasai kebudayaan<br />
7. otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.<br />
<br />
Teknologi yang berkembang denan pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagaia berikut :<br />
<br />
1. Teknik meluputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang<br />
barang industri. Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan capital sehingga<br />
terjadi sentralisasi ekonomi<br />
2. Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan,<br />
manajemen, hukum dan militer<br />
3. Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector<br />
kehidupan manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan<br />
tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik.<br />
<br />
<b>Kemiskinan</b><br />
<br />
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal :<br />
<br />
1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan<br />
2. Posisi manusia dalam lingkungan sekitar<br />
3. Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi<br />
<br />
Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat, dan<br />
<br />
sistem nilai yang dimiliki. Dalamhal ini garis kemiskinan dapat tinggi atau rendah. Terhadap posisi manusia dalam lingkungan sosial, bukan ukuran kebutuhan pokok yang menentukan, melainkan bagaimana posisi pendapatannya ditengah-tengah masyarakat sekitarnya. Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi ditentukan oleh komposisi pangan apakah benilai gizi cukup dengan nilai protein dan kalori cukup sesuai dengan tingkat umur, jenis kelamin, sifat pekerjaan, keadaan iklim dan lingkungan yang dialaminya.<br />
<br />
Kesemuanya dapat tersimpul dalam barang dan jasa dan tertuangkan dalam nilai uang sebgai patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang diperlukan, sehingga garis kemiskinan ditentukan oleh tingkat pendapatan minilam<br />
<br />
Berdasarkan ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki cirri-ciri sebagai berikut :<br />
<br />
1. Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll<br />
2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk<br />
memperoleh tanah garapan ataua modal usaha<br />
3. Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD<br />
4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas<br />
5. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.<br />
<br />
Kemiskinan menurut orang lapangan (umum) dapat dikatagorikan kedalam tiga unsure :<br />
<br />
1. Kemiskinan yang disebabkan handicap badaniah ataupun mental seseorang<br />
2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam<br />
3. Kemiskinan buatan. Yang relevan dalam hal ini adalah kemiskinan buatan, buatan manusia terhadap manusia pula yang disebut kemiskinan structural. Itulah kemiskinan yang timbul oleh dan dari struktur-struktur buatan manusia, baik struktur ekonomi, politik, sosial maupun cultural. Selaindisebabkan oleh hal – hal tersebut, juga dimanfaatkan oleh sikap “penenangan” atau “nrimo”, memandang kemiskinan sebagai nasib, malahan sebagai takdir Tuhan. Kemiskinan menjadi suatu kebudayaan atau subkultur, yang mempunya struktur dan way of life yang telah turun temurun melalui jalur keluarga. Kemiskinan (yagn membudaya) itu disebabkan oleh dan selama proses perubahan sosial secara fundamental, seperti transisi dari feodalisme ke kapitalisme, perubahan teknologi yang cepat, kolonialisme, dsb.obatnya tidak lain adalah revolusi yang sama radikal dan meluasnya.<br />
<br />
<b>solusi</b><br />
<br />
di dalam ilmu pengetahuan manusia di haruskan untuk membekali hidupnya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang sangat maju, dengan dukungan teknologi yang maju mahasiswa lebih mudah dalam menjari pengetahuan yang ada di dunia, kemiskinan masih banyak, di karenakan mereka kurang mengetahui ilmu penngetahuan, yang yang akan menyusahkan manusia itu sendiri, maka di dalam kehidupan harus di dalami ilmu pengetahuan dan jika kita mengetahui ilmu pengetahuan maka kita tidak akan tertinggal oleh teknologi sekarang yang jauh lebih maju dari sebelumnya dan kemiskinan akan bisa di kurangi.<br />
<br />
sumber : http://isramrasal.wordpress.com/2009/12/26/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/kris_abawhttp://www.blogger.com/profile/13290154929625691539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2748247756401958102.post-75314380866723414972010-11-08T10:03:00.000-08:002010-11-10T09:01:45.046-08:00masarakat pedesaan dan perkotaan<link href="file:///C:%5CUsers%5Cabaw%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Cabaw%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Cabaw%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Wingdings;
panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 415 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0in;
margin-right:0in;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
font-size:10.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
mso-bidi-font-size:10.0pt;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-hansi-font-family:Calibri;}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:2146969687;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1720723390 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;}
@list l0:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:1.0in;
text-indent:-.25in;
font-family:Symbol;}
ol
{margin-bottom:0in;}
ul
{margin-bottom:0in;}
-->
</style> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">A. Pengertian masyarakat</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify;">Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma adat yang sama-sama di taati dalam lingkungannya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify;">Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki cirri kehidupan yang khas.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify;">Masyarakat itu timbul dalam setiap kumpulan individu, yang telah lama hidup dan bekerja sama dalam waktu yang cukup lama.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">b. Masyarakat pedesaan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify;">Yatu suatu masyarakat yang hidup didaerah atau desa yang biasanya bermata pencaharian di bidang pertanian perikanan, perkebunan dan sebagainya</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify;">Hubungan sosial pada masyarakat desa terjadi secara kekeluargaan, dan jauh menyangkut masalah-masalahpribadi, satu dengan yang lainmengenal secara rapat, menghayati secara mendasar. Pertemuan-pertemuan dan kerja sama untuk kepentingan individu. Segala kehidupan sehari-hari diwarnai dengan gotong royong. Misalnya : mendirikan rumah, mengerjakan sawah, menggali sumur, maupun melayat orang meninggal.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Masyarakat depesaan mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>Masyarakat pedesaan diantara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan hubungan mereka dengan masyarakat lainnya di luar batas-batas wilayahnya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar sistem kekeluargaan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian dan pekerjaan-pekerjaan yang bukan agraris hanya bersifat pedesaan bersifat waktu luang.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span>Masyarakatpesaaakaammhala agamaulai pencarian adat kebiasaan atau kebudayaan dan sebagainya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Indonesia pada umumnya dapat disimpulakan sebagai berikut :</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">1) Homoginitas Sosial</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1in; text-align: justify; text-indent: 2.25pt;">Bahwa masyarakat desa pada umumnyaerdiri dari suatu beberapahomogen. Oleh karena itu hidup di desa biasanya terasa tentram aman dan tenang</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">2) Hubungan Promer</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1in; text-align: justify;">Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilakukan secara akrab, semua kegiatan dilakukan secara musyawarah. Mulai masalah-masalah umum/ masalah bersama sampai dengan masalah pribadi.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">3) Kontrol Sosial yang Ketat</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1in; text-align: justify;">Diatas dikemukakan bahwa hubungan pada masyarakat pedesaan sangat intim dan diutamakan, sehingga setiap anggota masyarakatnya saling mengetahui masalah yang dihadapi anggota yang lain.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">4) Gotong Royong</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1in; text-align: justify;">Nilai-nilai gotong royongpada masyarakat pedesaan tumbuh dengan suburdan membudaya. Semua masalah kehidupan dilaksanakan secara gotong royong aik dalam arti gotong royong murni maupun gotong royong timbal balik.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">5) Ikatan Sosial</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1in; text-align: justify;">Setiap anggota masyarakat desa kiikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat. Bagi anggota yang tidak memenuhi norma dankaidah yang sudah disepakati </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1in; text-align: justify;">hukum dan dikeluarkan dari ikatan sosial dengan cara mengucilkan/memencilkan. Oleh karena itu setiap anggota harus patuh dan taat melaksanakan aturan yang ditentukan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">6) Magis Religius</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1in; text-align: justify;">Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat mendalam bahkan setiap kegiatan kehidupan sehari-haru duhuwau bahkan diarahkan kepadanya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">7) Pola Kehidupan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1in; text-align: justify;">Masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. Pada umumnya setiap anggota hanya mampu melaksanakan salah satu bidang kehidupan saja.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">C. Masyarakat perkotaan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify;">Masyarakat perkotaan sering disebut juga Urban Community. Pengertian masyarakt kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify;">Perhatian masyarakat perkotaan tidak terbatas pada aspek-aspek seperti pakaian, makanan dan perumahan, tetapi mempunyai perhatian yang lebih luas lagi. Masyarakat perkotaan sudah memandang kebutuhan hidup, artinya tidak hanya sekedarnya atau apa adanya. Hal ini disebabkan karena pengaruh pandangan warga kota sekitarnya. Misalnya dalam hal menghidangkan makanan, yang di utamakan adalah bahwa makanan yang di hidangkan tersebut memberikan kesan bahwa yang menghidangkannya memiliki kedudukan sosial yang tinggi. Demikian pula masalah pakaian masyarakat kota memandang pakaian pun sebagai alat kebutuhan sosial. Bahkan pakaian yang di pakai merupakan perwujudan dari kedudukan sosial si pemakai. Sistem perekonomian kota tidak terpusat pada satu jenis saja, melainkan sangat bervariasi. Di kota terdapat berbagai macam sistem produksi, baik yang mengolah bahan mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi. Industri dilakukan secara terus menerus dan besar-besaran, dengan tenaga manusia, mesin, maupun dengan komputer. Di kota besar terdapat banyak perkerjaan-pekerjaan yang menuntut keahlian khusus, sehingga tidak semua warga kota dapat melakukannya. Misalnya : Arsitektur, Insinyur - mesin, sarjana politik, pemegang buku dan sebagainya. Walaupun demikian tidaklah berarti bahwa pekerjaan di kota adalah pekerjaan hanya menekankan pada keahlian yang tersepesialisasi dan pekerjaan otak saja. Tetapi ada juga pekerjaan-pekerjaan yang menekankan kemampuan tenaga kasar saja. Misalnya : kuli bangunan, tukang becak. Mobilitas sosial di kota jauh lebih besar dari pada di desa. Di kota, seseorang memiliki kesempatan lebih besar untuk mengalami mobilitas sosial, baik vertical maupun horizontal. Bagi masyarakat kota kepercayaan kepada Tuhan YME (kehidupan magis religius) biasanya cukup terarah dan di tekankan pada pelaksanaan ibadah. Upacara-upacara keagamaan sudah berkurang, demikian pula upacara-upacara adat sudah menghilang. Hal ini di sebabkan bahwa msyarakat kota sudah menekankan pada rasional pikir dan bukan pada emosionalnya. Semua kegiatan agama, adat berlandaskan pada pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki. Mobilitas sosial di kota jauh lebih besar dari pada di desa. Di kota, seseorang memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengalami mobilitas sosial, baik vertical maupun horisontal. Dari uraian di atas maka dapatlah di simpulkan secara singkat bahwa dari ciri-ciri masyarakat kota adalah sebagai beriktu :</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"> 1. Heterogenitas sosial </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Kota merupakan metting pot bagi aneka suku maupun ras, sehingga masing-masing kelompok berusaha di atas kelompok lain. Maka dari itu sering terjadi usaha untuk memperkuat kelompoknya untuk melebihi kelompok yang lain.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"> 2. Hubungan sekunder</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Dalam masyarakat kota pergaulan dengan sesama anggota (orang lain)</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"> 3. Toleransi sosial</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Masyarakat kota tidak memperdulikan tingkah laku sesamanya dan pribadi sebab masing-masing anggota mempunyai kesibukan sendiri. Sehingga kontrol sosial pada masyarakat kota dapat di katakana lemah sekali dan non pribadi.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"> 4. Kontrol sekunder</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Anggota masyarakat kota secara fisik tinggal berdekatan, tetapi secara pribadi atau sosial berjauhan. Dimana bila ada anggota masyarakat yang susah, senang, jahad, dan lain sebagainya, anggota masyarakat yang lain tidak mau mengerti.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"> 5. Mobilitas sosial </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Di kota sangat mudah sekali terjadi perubahan maupun perpindahan status, tugas maupun tempat tinggal.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"> 6. Individual</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Akhibat hubungan sekunder, maupun kontrol sekunder, maka kehidupan masyarakat di kota menjadi individual. Apakah yang mereka inginkan dan rasakan, harus mereka rencana dan laksanakan sendiri. Bantuan dan kerja sama dari anggota masyarakat yang lainsulit untuk di harapkan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"> 7. Ikatan suka rela</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Walaupun hubungan sosial bersifat sekunder, tetapi dalam organisasi tertentu yang mereka sukar. (kesenian, olahraga, politik) secara sukarela ia menggabungkan diri menggabungkan dan berkorban.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"> 8. Segregasi kekurangan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Akibat dari integritas sosial dan kompetisi ruang terjadi pola sosial, ras, dan kompetisi ruang, terjadi pola sosial yang berdasarkan pada sosial ekonomi, ras, agama, suku bangsa dan sebagainya. Maka dari itu akhirnya terjadi pemisahan temat tinggal dalam kelompok-kelompok tertentu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">D. Urabnisasi</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Urbanisasi adalah proses perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi hamper terjadi di seluruh dunia, baik pada Negara-negara maju maupun Negara berkembang, baik dalam jumlah kadar tinggi maupun rendah. Dengan terjadinya perpindahan penduduk dari desa ke kota yang cukup tinggi, sedang perpindahan penduduk kota ke desa yang relative rendah, maka mengakibatkan jumlah penduduk kota sangat padat. Latar belakang perpindahan penduduk dari desa ke kota tersebut sebenarnya ada tiga</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
solusi:</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Di dalam pembangunan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify;">Di atas sudah disebutkan, bahwa upaya untuk menekankan terjadinya urbanisasi perlu dilakukan juga pembangunan masyarakat menekan terjadinya urbanisasi perlu dilakukan juga pembangunan masyarakat pedesaa maupun masyarakat perkotaan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">1) Pembangunan Masyarakat Pedesaan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1in; text-align: justify;">Terjadinya perpindahan penduduk dari desake kota (urbanisasi) pada umumnya disebabkan perkembangan desa dan perkembangan kota yang tidak seimbang.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">a. Pembangunan di bidang ekonomi</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Yaitu mengadakan perluasan daerah pertanian</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1in; text-align: justify;">b. Perawatan kesehatan di desa merupakan masalah yang sulit untuk didapatkan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1.5in; text-align: justify;">Sehingga mereka cukup resah dan prihatin bila ada aggota keluarganya sakit. Maka dari iru bagi mereka yang mampu lebih memilih hidup di kota dari pada hidup di desa.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1.5in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">c. Pembangunan Lingkungan, Sarana dan Prasarana</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1.5in; text-align: justify;">Yaitu menciptakankondisi desa/pedesaan mirip dengan kondisi perkotan. Upaya ini maisalnya : listrik masuk desa, Koran masuk desa, dan mengembangkan alat komunikasi yang lain masuk desa secara lancer, menciptakn sarana transportasi secara memadai.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">d. Pembangunan di bidang Ekonomi</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1.5in; text-align: justify;">Ekonomi masyarakart biasanya lebih baik dari pada msyarakat desa. Namun maish perlu di kembangkan dan tumbuhkan.misalnya masalah kerajinan rumah tangga, industri kecil mapun masalah perkoperasian.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">e. Pembangunan Pendidikan dan Mental</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1.5in; text-align: justify;">Pendidikan masih harus dibenahi, dikembangkan, dan ditumbuhkan terus menerus , baik mengenai sarana dan prasarananya. Lebih-lebih mengenai pendidikan mental spiritual bagi masyarakat kota harus mendapat perhatian yang serius.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">f. Pembanunan Kesehatan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1.5in; text-align: justify;">Penyuluhan-penyuluhan kesehatanmasih perlu dilaksanakan terus menerus pada masyarakat kota, walaupun secara fisik mungkin sudah baik. Misalnya penyuluhan kebersihan lingkungan, masalah gizi, danmasalah keluarga berencana.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">g. Pembangunan Sarana dan prasarana</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 1.5in; text-align: justify;">Untuk mengembangkan kota secara terus-menerus perlu dijaga dan dikembangkan sarana dan prasarana kota itu sendiri dengan baik. Misalnya pembangunan jalan pengaturan lalu lintas dan trnaportasi, pengaturan sekolah-sekolah serta penghijauan kota.<br />
<br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div>kris_abawhttp://www.blogger.com/profile/13290154929625691539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2748247756401958102.post-52789783463536817682010-11-02T09:30:00.000-07:002010-11-10T09:01:45.054-08:00pelapisan sosial dan persamaan derajat<span style="font-weight: bold;">Pelapisan Sosial</span><br />
Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya atau terjadinya kelompok sosial ini maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau terbentuklah masyarakat yang berstrata. Istilah Stratifikasi atau Stratification berasal dari kata STRATA atau STRATUM yang berarti lapisan. Karena itu Social Stratification sering diterjemahkan dengan Pelapisan Masyarakat. Sejumlah individu yang mempunyai kedudukan(status) yang sama menurut ukuran masyarakatnya, dikatakn berada dalam suatu lapisan atau stratum.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Dasar-dasar Pembentukan Pelapisan Sosial</span><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Ukuran kekayaan</span><br />
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada.<br />
1. barang siapa memiliki kekayaan paling banyak maka ia akan termasuk lapisan teratas<br />
2. barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Ukuran kekuasaan dan wewenang</span><br />
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Ukuran kehormatan</span><br />
Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Ukuran ilmu pengetahuan</span><br />
Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Kesamaan Derajat</span><br />
<br />
Cita-cita kesamaan derajat sejak dulu telah diidam-idamkan oleh manusia. Agama mengajarkan bahwa setiap manusia adalah sama. PBB juga mencita-citakan adanya kesamaan derajat. Terbukti dengan adanya universal Declaration of Human Right, yang lahir tahun 1948 menganggap bahwa manusia mempunyai hak yang dibawanya sejak lahir yang melekat pada dirinya. Beberapa hak itu dimiliki tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama atau kelamin, karena itu bersifat asasi serta universal.<br />
Indonesia, sebagai Negara yang lahir sebelum declaration of human right juga telah mencantumkan dalam paal-pasal UUD 1945 hak-hak azasi manusia. Pasal 2792) UUD 1945 menyatakan bahwa, tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal 29(2) menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.<br />
<br />
Berikut adalah contoh kasus tentang kesamaan derajat di kepengurusan <span id="main" style="visibility: visible;"><span id="search" style="visibility: visible;">Nahdlatul Ulama (NU)<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Kesamaan Derajat Antara Pengurus NU</span><br />
<br />
Karena NU adalah organisasi berbasis pesantren, orang menganggapnya selalu dengan kacamata feodal. Padahal dalam kenyataannya tidak seperti itu. Sebagaimana ditegaskan oleh HM Subchan ZE ketika memberikan sambutan dalam Muktamar NU Ke 25 di Surabaya tahun 1971 mengatakan; “Saat ini sudah tidak sepantasnya terlalau banyak pengarahan dari PBNU kepada pengurus wilayah dan Cabang NU.”<br />
<br />
“Kalau kita mau jujur, tingkat pengetahuan saya, Pak Syaichu, Pak Idham Chalid dengan Pimpinan wilayah dan cabang itu sama. Hanya beda sekupnya saja. Kebetulan kami di PBNU mendapatkan kesempatan di atas, sehingga banyak mendapatkan data di tingkat nasional. Kalau pengurus wilayah lebih mengetahui wilayahnya sementara pengurus cabang memiliki data lebih banyak tentang cabangnya itu saja, tetapi tingkat kecerdasan dan pengabdiannya pada NU sama.”<br />
<br />
Karena itu diharapkan dalam Muktamar ini sepenuhnya pimpinan NU dari wilayah dan Cabang menggunakan kesempatan Muktamar ini sebagai sarana terbuka untuk membahas dan menyelesaikan berbagai masalah. Apalagi melihat jalannya persidangan dalam Muktamar yang berjalan cukup cerdas dan penuh pemikiran kritis dan cemerlang, Subchan merasa sangat optimis dengan masa depan kader NU.<br />
<br />
Sikap Subchan ini sebagai bentuk penegasan bahwa NU memiliki banyak politisi handal dan intelektual yang mumpuni. Banyak kader NU yang memiliki kualifikasi intelektual dan politik yang penuh prestasi.<br />
<br />
Subchan sendiri merasa risih kalau dirinya dianggap oleh para pengamat, media massa dan para aktivis di luar sebagai satu-satunya politisi berpendidikan di NU. Padahal Subchan merasa bahwa dirinya menjadi politisi yang piawai, disegani kawan maupun lawan itu tidak belajar politik kemana-mana, tetapi belajar dari para ulama yang ada di NU. (Mun’im DZ)</span></span><br />
<span id="main" style="visibility: visible;"><span id="search" style="visibility: visible;"><br />
</span></span><br />
<span id="main" style="visibility: visible;"><span id="search" style="visibility: visible;">solusi:</span></span><br />
<span id="main" style="visibility: visible;"><span id="search" style="visibility: visible;">DI dunia terdapat banyak orang untuk mendapatkan kehidupan yang layak maka di tuntut untuk bekerja keras, untuk itu dalam mendapatkan kehidupan yang layak kita harus mau untuk bekerja keras, kita bekerja keras dan mendapatkan hasil dari kerja keras kita yang di dapat maka kita di persulitkan juga dengan hubungan sosial yang terjadi di masyarakat, masyarakat yang individu akan lebih susah hidup di bandingkan dengan masyarakat yang hidupnya bergotong royong. Di dalam masyarakat terdapat persamaan derajat, contoh : seseorang yang ingin menikah tetapi di tengah perjalanannya ia terbentrok oleh orang tua, ia tidak bisa melanjutkan ke jenjang keseriusan karena orang tua si pria dan wanita tidak sama derajatnya dengan si pria. akibat itu muncul karena setiap manusia yang berada di atas terlalu gengsi akan kehidupan, untuk itu seharusnya kita tidak usah terlalu jaga gengsi dan akan merugikan seseorang terdekatnya, <br />
</span></span><br />
<span id="main" style="visibility: visible;"><span id="search" style="visibility: visible;"></span></span><br />
<span id="main" style="visibility: visible;"><span id="search" style="visibility: visible;"></span></span><br />
<span id="main" style="visibility: visible;"><span id="search" style="visibility: visible;"></span></span><br />
<span id="main" style="visibility: visible;"><span id="search" style="visibility: visible;"></span></span><br />
<span id="main" style="visibility: visible;"><span id="search" style="visibility: visible;"></span></span><br />
<span id="main" style="visibility: visible;"><span id="search" style="visibility: visible;"></span></span><br />
<span id="main" style="visibility: visible;"><span id="search" style="visibility: visible;"><br />
<br />
Sumber :<br />
http://putri_keseger.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19755/bab+5L.ppt<br />
http://suci_k.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14977/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat(6).pdf<br />
http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=16708</span></span>kris_abawhttp://www.blogger.com/profile/13290154929625691539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2748247756401958102.post-13649364868567066032010-11-01T21:33:00.000-07:002010-11-10T09:01:45.063-08:00Individu, Keluarga dan Masyarakat<span style="font-size: 130%; font-weight: bold;">Individu </span><br />
<div style="text-align: justify;">Kata “individu” berasal dari kata latin, yaitu individiuum, “berarti “yang tak terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial paham individu menyangkut tabiatnya dengan kehidupan jiwanya yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Dalam ilmu sosial, individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan – kenyataan hidup yang istimewa, yang tak seberapa mempengaruhi kehidupan manusia.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<a href="http://draft.blogger.com/post-edit.g?blogID=2748247756401958102&postID=1364936486856706603" name="more"></a></div><br />
<span style="font-size: 130%;"><span style="font-weight: bold;">Keluarga</span></span><br />
<div style="text-align: justify;">Keluarga diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial, yang ditandai adanya kerja sama ekonomi. Fungsi keluarga adalah berkembang biak, mensosialisasi atau mendidik anak, menolong, melindungi atau merawat orang – orang tua (jompo).</div><span style="font-size: 130%;"><span style="font-weight: bold;">Masyarakat </span></span><br />
Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut society, asal katanya socius yang berarti kawan. Adapun kata “Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu syirk, artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk – bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur – unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Para ahli seperti Maclver, J.L. Gillin, dan J.P. Gillin sepakat, bahwa adanya saling bergaul dan interaksi karena mempunyai nilai – nilai, norma – norma, cara – cara, dan prosedur yang merupakan kebutuhan bersama sehingga masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berintaraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu, yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.<br />
Untuk arti yang lebih khusus masyarakat disebut pula kesatuan sosial, mempunyai ikatan – ikatan kasih sayang yang erat. Mirip jiwa manusia, yang dapat diketahui, pertama melalui kelakuan dan perbuatannya sebagai penjelmaannya yang lahir, kedua melalui pengalaman batin dalam roh manusia perseorangan sendiri. Bahkan memperoleh “superioritas”, merasakan sebagai sesuatu yang lebih tingi nilainya daripada jumlah bagian – bagiannya. Sesuatu yang “kokoh-kuat”, suatu perwujudan pribadi bukan di dalam, melainkan luar, bahkan di atas kita.<br />
<br />
solusi :<br />
Hidup bermasyarakat harus adanya sikap gotong royong untuk menjalin masyarakat yang sejahtera, untuk itu harus ada kebersamaan untuk hidup bermasyarakat, tidak hanya di masyarakat di keluarga kita juga harus hidup bergotong royong untuk mempererat tali silaturahmi antar saudara, untuk orang yang hidup individual akan susah hidup bermasyarakat, ia hanya mempentingkan hidupnya sendiri di banding orang-orang yang berada di sekitarnya, dan jika ia mengalami kesulitan, dirinya akan bingung untuk memnita bantuan. utnuk itu harus adanya sikap gotong royong dalam masyarakat maupun keluarga.kris_abawhttp://www.blogger.com/profile/13290154929625691539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2748247756401958102.post-91570662345468210802010-10-02T01:28:00.000-07:002010-12-22T09:49:22.908-08:00penduduk, masyarakat dan kebudayaan<link href="file:///C:%5CUsers%5Ckribo%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Ckribo%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Ckribo%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 415 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0in;
margin-right:0in;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
p
{mso-style-priority:99;
mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0in;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0in;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
font-size:10.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
mso-bidi-font-size:10.0pt;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-hansi-font-family:Calibri;}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> <br />
<div class="MsoNormal"><div style="text-align: center;"><br />
<span style="font-size: x-large;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;"> Kebudayan masyarakat baduy</span></span></div><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;">Sewaktu SMA kami pernah mengikuti suatu study banding ke daerah baduy yang di selenggarakan oleh anggota KIR (karya ilmiah remaja, kami dan rombongan pergi ke daerah baduy bertujuan untuk mengenal budaya dan adat istiadat suku baduy. Kami beramai-ramai berangkat menggunakan truk anggota TNI, karena jalan di baduy susah untuk di lewati, akhirnya guru mempunyai ide untuk tidak menggunakan alat transportasi bus, yaa walaupun kami menggunakan bus TNI, kami tetap senang untuk mengikuti study banding ke daerah suku baduy. Ternyata dari rombongan belum ada yang pergi ke daerah baduy hanya 2 orang guru yang sudah pernah pergi ke daerah tersebut. Rasanya semuanya penasaran tentang bagaimana suasana di daerah baduy.Sesampai di daerah perbatasan kami merasa tempat baduy ternyata jauh dari perkotaan di sana banyak sekali pepohonan yang masih hijau dan asli. Kami baru samapai di perbatasan saja sudah dapat menghirup suasana Alam yang segar. Sewaktu di jalan kami tidak mempercayai tentang jalanan yang ada di daerah baduy susah untuk di lalui oleh alat transportasi bus, ternyata baru sampai perbatasan saja jalan sudah memperlambat jalan kami untuk menuju ke daerah baduy, banyak sekali batu-batu besar dan jalan yang menanjak, supir kami ternyata susah untuk mengendalikan truk pada medan yang banyak akan batu besar dan jalanan menanjak, dengan kerja keras supir kami berhasil melewati medan yang sangat susah untuk di lewati. Sampailah kami di terminal baduy dalam, sesampai di terminal kami berkumpul untuk memberikan penjelasan tentang adat istiadat yang berlaku di daerah baduy. Tentang larangan untuk berbicara kotor, membuang air kecil sembarangan. Sesudah berkumpul kami bergegas untuk menuju kearah pondok, untuk tempat tinggal kami selama meneliti kebudayaan baduy, kami terkejut di saat berjalan ke arah pondok ternyata suku baduy mempunyai cirri-ciri tempat tinggal, ada yang menempati daerah baduy luar dan ada yang menempati di daerah baduy dalam, posisi kami ada di daerah baduy luar yang masarakatnya sama dari cara pakaian, bisa di bilang baduy luar itu sudah modern penduduknya. <o:p></o:p></span></span></div><br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<ul><li><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;"><b>Tiba di desa gazebo baduy luar</b><o:p></o:p></span></span></li>
</ul><a href="http://2.bp.blogspot.com/_Hm6LJ-YxgGI/TKb121g3kdI/AAAAAAAAAIk/6obKWcShU88/s1600/pemukiman_baduy_luar1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://2.bp.blogspot.com/_Hm6LJ-YxgGI/TKb121g3kdI/AAAAAAAAAIk/6obKWcShU88/s320/pemukiman_baduy_luar1.jpg" width="320" /></a><span style="font-size: small;">Perjalanan 14 Km selama 6 jam dan melintasi 5 bukit itu dimulai buat anda yang tidak siap, mending latihan dulu jalan tangerang- Bandung,. mampir dulu di rumah pimpinan dari keseluruhan desa baik Baduy luar maupun dalam yang disebut <i>Jaro</i> untuk daftar dan registrasi satu rombongan. Setelah sedikit <i>treking</i>, tibalah kami di desa Gazebo (Baduy luar). Di desa ini belum terlalu primitif, mereka berpakaian warna hitam, Dan di desa inilah untuk pertamakali saya melihat jembatan bambu yang mengagumkan. <i><span style="font-style: normal;">Jembatan bambu ini melintang dengan kokoh, tanpa paku, terikat oleh ijuk pohon </span>enau</i><i><span style="font-style: normal;"> merupakan sebuah arsitektur yang menakjubkan.</span></i><i> </i><i><span style="font-style: normal;">Jembatan serupa dapat ditemukan di beberapa tempat di Baduy luar maupun dalam. Kali yang berada di desa gazebo sangat segar dan tidak terlalu keruh, tapi kami dilarang utnuk meminum tanpa harus di masak, kata </span>jaro</i><i><span style="font-style: normal;"> kali baduy dalamlah yang bisa di minum airnya tanpa harus di masak.<o:p></o:p></span></i></span><br />
<br />
<br />
<ul><li><span style="font-size: small;"><b>Perjalanan menuju baduy dalam</b></span></li>
</ul><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/_Hm6LJ-YxgGI/TKb121g3kdI/AAAAAAAAAIk/6obKWcShU88/s1600/pemukiman_baduy_luar1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div><br />
<div class="MsoNormal"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_Hm6LJ-YxgGI/TKb2Vi5iACI/AAAAAAAAAIo/9AroBGUejmk/s1600/baduidalam.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="325" src="http://1.bp.blogspot.com/_Hm6LJ-YxgGI/TKb2Vi5iACI/AAAAAAAAAIo/9AroBGUejmk/s400/baduidalam.jpg" width="400" /></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-size: small;">Dengan semangat 45 rombongan odong- odong meninggalkan Baduy luar, melintasi tanjakan tanah merah, bukit dan hutan. Sesekali kami beristirahat di jalan dan di gubug/ saung. Sekitar jam setengah 6 kami tiba di jembatan bambu yang merupakan batas antara Baduy dalam dan Baduy luar. Selama di Baduy dalam, dilarang menggunakan kamera dengan alasan mereka tidak mau di<i>expose</i> dunia luar. gambar bagaimana keindahan Baduy dalam maupun orang- orang Baduy dalam karena kami menghormati pantangan yang ada, sesampai di sungai sibaduy kami beristirahat sebentar untuk memperlanjutkan kembali perjalanan ke baduy luar, karena pondok yang kami tempati terdapat di baduy luar. Hari sudah mulai sore kami dan rombongan bergegas untuk pulang kea rah baduy luar, sampai malam tibakami masih di antara pepohonan yang rindang suara kodok dan jangkrik menemani kami di dalam perjalanan balik menuju baduy luar. Setelah itu kami tidak sadar sudah berapa bukit kami jalan, seinget kami tinggal 2 bukit lagi untuk sampai ke baduy luar, hujan pun dating kami berkumpul di tengah pepohonan yang rindang, guru kami menanyakan ke kami “Apa kalian masih sanggup”, rombongan secara kompak menjawab “masih sanggup !” jawab kami. Akhirnya rombongan melanjutkan perjalanan. tidak terasa kami sampai di pondok dengan selamat. Tepat jam 12 malam kami sampai di pondok, setelah semua rombongan berganti pakaian dan menyediakan konsumsi untuk di makan salah satu guru kami menanyakan kepada <i>Jaro </i><i><span style="font-style: normal;">tentang kebudayaan baduy</span></i></span></span><br />
<br />
<link href="file:///C:%5CUsers%5Ckribo%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Ckribo%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5Ckribo%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 415 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0in;
margin-right:0in;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
font-size:10.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
mso-bidi-font-size:10.0pt;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-hansi-font-family:Calibri;}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> <br />
<ul><li><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Cuplikan tentang kebudayaaan masarakat suku baduy<o:p></o:p></span></li>
</ul><br />
<div class="MsoNormal"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Masyarakat Baduy sejak dahulu memang selalu berpegang teguh kepada seluruh ketentuan maupun aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Pu’un (Kepala Adat – red) mereka. Kepatuhan kepada ketentuan-ketentuan tersebut menjadi pegangan mutlak untuk menjalani kehidupan bersama. Selain itu, didorong oleh keyakinan yang kuat, hampir keseluruhan masyarakat Baduy Luar maupun Baduy Dalam tidak pernah ada yang menentang atau menolak aturan yang diterapkan sang Pu’un.<br />
<br />
Setelah Tim anggota KIR kami terjun langsung melakukan observasi untuk keperluan liputan edisi ini ke masyarakat setempat, terbukti bahwa dengan menjalani kehidupan sesuai adat dan aturan yang ditetapkan oleh Kepala Adat di sana, tercipta sebuah komunitas dengan tatanan masyarakat yang amat damai dan sejahtera. ”Di masyarakat Baduy, tidak ada orang kaya, namun tidak ada orang miskin.” Demikian pernyataan Bapak Dainah, Kepala Desa Kanekes yang membawahi seluruh wilayah tempat pemukiman Suku Baduy, di Kabupaten Lebak, Banten.<br />
<br />
Kehidupan mereka, hakekatnya, sama seperti layaknya kehidupan masyarakat lainnya. Hanya saja yang membedakannya adalah begitu banyak aturan tradisional yang terkesan kolot yang harus mereka patuhi. Berikut sekelumit goresan tentang beberapa aturan adat Orang Baduy.<br />
<br />
<br />
Bulan Puasa/Kawalu<br />
<br />
Wakil Jaro (wakil kepala kampung) dari Baduy Dalam, bernama Mursyid. Dari obrolan dengan beliau pagi itu, kami mendapatkan banyak informasi yang dibutuhkan. Ternyata kedatangan kami pada saat itu tergolong sial, karena masyarakat Baduy Dalam sedang melaksanakan puasa yang dinamakan Kawalu. Di saat Kawalu ini, orang dari luar komunitas Baduy Dalam dilarang keras memasuki wilayah mereka.<br />
<br />
Kami tentu saja sempat terkejut dengan keterangan itu, terutama karena saat kunjungan bukan bulan puasa (Ramadhan) seperti yang dilakukan oleh umat Islam. Juga, kedatangan kami di hari Sabtu, bukan Senin atau Kamis yang disunah-kan bagi umat Islam untuk melakukan puasa. Namun, itulah yang menjadi awal ketertarikan kami untuk mengulas budaya serta adat-istiadat masyarakat Baduy. Inilah salah satu ketentuan adat Baduy Dalam, mereka harus menjalani puasa yang mereka disebut “Kawalu” dan jatuh bulannya adalah di Bulan Adapt. Di saat Kawalu, ada banyak kegiatan adat dan tidak ada kegiatan lain. Semua kegiatan yang dilakukan difokuskan kepada prosesi Kawalu. Pada bulan ini mereka tidak diperbolehkan membetulkan rumah atau selamatan-selamatan melainkan mempersiapkan penyambutan datangnya hari besar bagi masyarakat Baduy yang disebut Seba, berakhirnya masa Kawalu. Satu-satunya kegiatan utama sebagai pesiapan yang mereka lakukan adalah mengumpulkan hasil panen padi dari ladang-ladang mereka dan menumbuknya menjadi beras. Dalam satu tahun masyarakat Baduy melaksanakan puasa selama 3 bulan berturut-turut sesuai dengan amanah adat-nya.<br />
<br />
<br />
Pernikahan<br />
<br />
Di dalam proses pernikahan yang dilakukan oleh masyarakat Baduy hampir serupa dengan masyarakat lainnya. Namun, pasangan yang akan menikah selalu dijodohkan dan tidak ada yang namanya pacaran. Orang tua laki-laki akan bersilaturahmi kepada orang tua perempuan dan memperkenalkan kedua anak mereka masing-masing.<br />
<br />
Setelah mendapatkan kesepakatan, kemudian dilanjutkan dengan proses 3 kali pelamaran. Tahap Pertama, orang tua laki-laki harus melapor ke Jaro (Kepala Kampung) dengan membawa daun sirih, buah pinang dan gambir secukupnya. Tahap kedua, selain membawa sirih, pinang, dan gambir, pelamaran kali ini dilengkapi dengan cincin yang terbuat dari baja putih sebagai mas kawinnya. Tahap ketiga, mempersiapkan alat-alat kebutuhan rumah tangga, baju serta seserahan pernikahan untuk pihak perempuan.<br />
<br />
Pelaksanaan akad nikah dan resepsi dilakukan di Balai Adat yang dipimpin langsung oleh Pu’un untuk mensahkan pernikahan tersebut. Uniknya, dalam ketentuan adat, Orang Baduy tidak mengenal poligami dan perceraian. Mereka hanya diperbolehkan untuk menikah kembali jika salah satu dari mereka telah meninggal. Jika setiap manusia melaksanakan hal tersebut, wah….! alangkah indahnya hidup ini.<br />
<br />
<br />
Hukum di Tatanan Masyarakat Baduy<br />
<br />
Menurut keterangan Bapak Mursyid, Wakil Jaro Baduy Dalam, beliau mengatakan bahwa di lingkungan masyarakat Baduy, jarang sekali terjadi pelanggaran ketentuan adat oleh anggota masyarakatnya. Dan oleh karenanya, jarang sekali ada orang Baduy yang terkena sanksi hukuman, baik berdasarkan hukum adat maupun hukum positif (negara). Jika memang ada yang melakukan pelanggaran, pasti akan dikenakan hukuman. Seperti halnya dalam suatu negara yang ada petugas penegakkan hukum, Suku Baduy juga mempunyai bidang tersendiri yang bertugas melakukan penghukuman terhadap warga yang terkena hukuman. Hukuman disesuaikan dengan kategori pelanggaran, yang terdiri atas pelanggaran berat dan pelanggaran ringan.<br />
<br />
Hukuman ringan biasanya dalam bentuk pemanggilan sipelanggar aturan oleh Pu’un untuk diberikan peringatan. Yang termasuk ke dalam jenis pelanggaran ringan antara lain cekcok atau beradu-mulut antara dua atau lebih warga Baduy.<br />
<br />
Hukuman Berat diperuntukkan bagi mereka yang melakukan pelanggaran berat. Pelaku pelanggaran yang mendapatkan hukuman ini dipanggil oleh Jaro setempat dan diberi peringatan. Selain mendapat peringatan berat, siterhukum juga akan dimasukan ke dalam lembaga pemasyarakatan (LP) atau rumah tahanan adat selama 40 hari. Selain itu, jika hampir bebas akan ditanya kembali apakah dirinya masih mau berada di Baduy Dalam atau akan keluar dan menjadi warga Baduy Luar di hadapan para Pu’un dan Jaro. Masyarakat Baduy Luar lebih longgar dalam menerapkan aturan adat dan ketentuan Baduy.<br />
<br />
Rutannya Orang Baduy, atau lebih tepat disebut tahanan adat, sangat jelas berbeda dengan yang dikenal masyarakat umum di luar Baduy. Rumah Tahanan Adat Baduy bukanlah jeruji besi yang biasa digunakan untuk mengurung narapidana di kota-kota, melainkan berupa sebuah rumah Baduy biasa dan ada yang mengurus/menjaganya. Selama 40 hari sipelaku bukan dikurung atau tidak melakukan kegiatan sama sekali. Ia tetap melakukan kegiatan dan aktivitas seperti sehari-harinya, hanya saja tetap dijaga sambil diberi nasehat, pelajaran adat, dan bimbingan. Uniknya, yang namanya hukuman berat disini adalah jika ada seseorang warga yang sampai mengeluarkan darah setetes pun sudah dianggap berat. Berzinah dan berpakaian ala orang kota, sebagaimana kita berpakaian di masyarakat kota, juga termasuk pelanggaran berat yang harus diberikan hukuman berat. Ah, ternyata…..! masyarakat Baduy tidak pernah berkelahi sama sekali, paling hanya cekcok mulut saja.<br />
<br />
Setelah melihat dan melakoni sepenggal perjalanan ini, kami memahami bagaimana patuhnya masyarakat Baduy terhadap segala peraturan yang telah ditetapkan oleh Pu’un mereka. Kepatuhan dan ketaatan itu dijalani dengan “enjoy” tanpa penolakkan apapun. Hasilnya? Kekaguman akan dirasakan oleh semua orang yang berkunjung ke sana; mereka amat rukun, damai, dan sangat sejahtera untuk ukuran kecukupan kebutuhan hidup sehari-hari. Itulah yang kami rasakan sebagai kesimpulan dari perjalanan menyelami salah satu suku tradisional yang tinggal tidak seberapa jauh dari metropolitan Jakarta.<br />
<br />
Perkampungan Baduy dihuni oleh komunitas yang selain kental dengan ketentuan adat, mereka juga murah senyum loh….! Secara jujur, setiap kita enggan berpaling dari pandangan kepada sosok Orang Baduy, terutama yang tinggal di Baduy Dalam. Ternyata wajah dan tubuh Orang Baduy sangat bersih tanpa cacad dan noda! Seperti wajah Bapak Mursyid, Wakil Jaro Baduy Dalam yang sempat kami temui itu, tidak ada yang namanya jerawat menempel di wajahnya, amat mulus walaupun mereka mandi tidak diperbolehkan menggunakan sabun, shampoo serta sikat gigi. Setiap Orang Baduy Dalam yang kami jumpai di perjalanan, juga memiliki penampilan tubuh yang sama, bersih, jernih, tanpa kudis, kurap dan sebagainya. Seperti halnya para lelaki, wanita Baduy pun memiliki badan yang putih, bersih, tanpa noda dan cantik-cantik. Tapi sayang, kita sebagai masyarakat luar Baduy, yang bukan dari suku Baduy Dalam maupun Baduy Luar tidak diperbolehkan untuk meminang gadis Baduy.</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kajian Etnografi Baduy:<br />
A. Lokasi dan Tempat Demografi<br />
Baduy yang berlokasi di desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Rangkasbitung Banten terdiri dari kampung Gajebo, Cikeusik, Cibeo,dan Cikertawana.dan terbagi atas abaduy luar dan baduy dalam.Daerah yang berluas 138 ha, terdiri atas 117 kk yang menempati 99 rumah yang dinamakan Culah Nyanda atau rumah panggung, sedangkan rumah kokolot atau duku dinamakan Dangka, yang menghadap keselatan.Masyarakat suku baduy yang berpenduduk kurang lebih 10 ribu jiwa ini tinggal di wilayah yang berbukit-bukit, dan berhutan-hutan, dengan memilki lembah yang curam sedang, sampai curam sekali. Berdasarkan hasil pengukuran langsung di lapangan wilayah-wilayah pemukiman baduy rata-rata terletak pada ketinggian 250 m diatas permukaan laut, dengan wilayah pemukiman di daerah yang cukup rendah 150 m diatas permukaan air laut dan pemukiman yang cukuop tinggi pada ketinggian 400 m diatas permukaaan laut.<br />
<br />
Wilayah Baduy itu berdasarkan lokasi geografinya terletak pada 60 27’ 27” – 60 30’ LU dan 1080 3’ 9” – 1060 4’ 55” BT. wilayahnya berbukit – bukit dengan rata –rata terlelak pada ketinggian 250m diatas permukaan laut.<br />
<br />
b. Asal Muasal Sejarah Tempat <br />
<br />
Mengenai asal usul orang Baduy, jawaban yang akan diperoleh adalah mereka keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi. Asal usul tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Baduy mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia. Mereka juga beranggapan bahwa suku Baduy merupakan peradaban masyarakat yang pertama kali ada di dunia.<br />
<br />
Pendapat lainnya yang membuktikan orang Baduy manusia tertua setidaknya di Pulau Jawa , berdasarkan bukti-bukti prasejarah dan sejarah, punden berundak Lebak Sibedug di Gunung Halimun 3 km lebih dari Cibeo berusia 2500 SM masa neolitik, memiliki kesamaan simetris dengan peninggalan yang sama dengan piramida di Mesir dan Kuil Mancu Pichu di Peru ribuan tahun silam. <br />
<br />
Sedangkan Arca Domas hingga kini masih misterius, terletak disebelah selatan Cikeusik dihulu sungai Ciujung, pegunungan Kendeng. bagian selatan dan dipublikasikan pertamakali oleh Koorders yang datang pada tanggal 5 Juli 1864 (Djoewisno, 1987). Arca domas adalah menhir berukuran besar diatas punden berundak paling atas. Bangunan punden berundak ini juga dilengkapi menhir lainnya. Mereka percaya arca domas adalah lambang Batara Tunggal tempat dimana roh diciptakan dan berkumpul. Selain itu arca domas merupakan pusat bumi dan asal muasal manusia diturunkan ke bumi dan menjadi nenek moyang orang Baduy. Karena itu arca domas merupakan daerah larangan yang tidak boleh dimasuki orang luar (purwitasari, 2000) <br />
<br />
Asal-usul orang Baduy tersebut berbeda dengan pendapat para ahli sejarah, yang mendasarkan pendapatnya dengan cara sintesis dari beberapa bukti sejarah berupa prasasti, catatan perjalanan pelaut Portugis dan Cina, dan ceritera rakyat mengenai Tatar Sunda yang cukup minimal keberadaannya. Masyarakat Baduy dikaitkan dengan Kerajaan Sunda atau yang lazim disebut sebagai Kerajaan Pajajaran pada abad 15 dan 16, atau kurang lebih enam ratus tahun yang lalu. Wilayah Banten pada waktu itu merupakan bagian penting dari Kerajaan Pajajaran, yang berpusat di Pakuan (wilayah Bogor sekarang). Banten merupakan pelabuhan dagang yang cukup besar. Sungai Ciujung dapat dilayari berbagai jenis perahu, dan ramai digunakan untuk pengangkutan hasil bumi dari wilayah pedalaman. Dengan demikian penguasa wilayah tersebut, yang disebut sebagai Pangeran Pucuk Umum menganggap bahwa kelestarian sungai perlu dipertahankan. Untuk itu diperintahkanlah sepasukan tentara kerajaan yang sangat terlatih untuk menjaga dan mengelola kawasan berhutan lebat dan berbukit di wilayah Gunung Kendeng tersebut. Keberadaan pasukan dengan tugasnya yang khusus tersebut tampaknya menjadi cikal bakal Masyarakat Baduy yang sampai sekarang masih mendiami wilayah hulu Sungai Ciujung di Gunung Kendeng tersebut (Adimihardja, 2000). Perbedaan pendapat tersebut membawa kepada dugaan bahwa pada masa yang lalu, identitas dan kesejarahan mereka sengaja ditutup, yang mungkin adalah untuk melindungi komunitas Baduy sendiri dari serangan musuh-musuh Pajajaran <br />
<br />
c. Sistem Kepercayaan dan Religi<br />
<br />
Suku Baduy yang merupakan suku tradisional di Provinsi Banten hampir mayoritasnya mengakui kepercayaan sunda wiwitan.<br />
<br />
Yang mana kepercayaan ini meyakini akan danya Allah sebagai “Guriang Mangtua” atau disebut pencipta alam semesta dan melaksanakan kehidupan sesuai ajaran Nabi Adam sebagai leluhur yang mewarisi kepercayaan turunan ini. Kepercayaan sunda wiwitan berorientasi pada bagaimana menjalani kehidupan yang mengandung ibadah dalam berperilaku, pola kehidupan sehari-hari,langkah dan ucapan, dengan melalui hidup yang mengagungkan kesederhanaan (tidak bermewah-mewah) seperti tidak mengunakan listrik,tembok, mobil dll.<br />
<br />
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Baduy menurut kepercayaan sunda wiwitan:<br />
<br />
1. Upacara Kawalu yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka menyambut bulan kawalu yang dianggap suci dimana pada bulan kawalu masyarakat baduy melaksanakan ibadah puasa selama 3 bulan yaitu bulan Kasa,Karo, dan Katiga.<br />
2. Upacara ngalaksa yaitu upacara besar yang dilakukan sebagain uacapan syukur atas terlewatinya bulan-bulan kawalu, setelah melaksanakan puasa selama 3 bulan. Ngalaksa atau yang bsering disebut lebaran.<br />
3. Seba yaitu berkunjung ke pemerintahan daerah atau pusat yang bertujuan merapatkan tali silaturahmi antara masyarakat baduy dengan pemerintah, dan merupakan bentuk penghargaan dari masyarakat baduy.<br />
4. Upacara menanam padi dilakukan dengan diiringi angklung buhun sebagai penghormatan kepada dewi sri lambing kemakmuran.<br />
5. Kelahiran yang dilakukan melalui urutan kegiatan yaitu:<br />
<br />
1. Kendit yaitu upacara 7 bulanan ibu yang sedang hamil.<br />
<br />
2. saat bayi itu lahir akan dibawa ke dukun atau paraji untiuk dijampi-jampi.<br />
<br />
3. setelah 7 hari setelah kelahiran maka akan diadakan acara perehan atau selametan.<br />
<br />
4. Upacara Angiran yang dilakukan pada hari ke 40 setelah kelahiran.<br />
<br />
5. Akikah yaiotu dilakukannya cukuran, khitanan dan pemberian nama oleh dukun <br />
(kokolot) yuang didapat dari bermimpi dengan mengorbankan ayam.<br />
<br />
1. Perkawinan, dilakukan berdasarkan perjodohan dan dilakukan oleh dukun atau kokolot menurut lembaga adat (Tangkesan) sedangkan Naib sebagai penghulunya. Adapun mengenai mahar atau seserahan yakni sirih, uang semampunya, dan kain poleng.<br />
<br />
Dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari tentunya masyarakat baduy disesuaikan dengan penanggalan:<br />
<br />
1. Bulan Kasa<br />
2. Bulan Karo<br />
3. Bulan Katilu<br />
4. Bulan Sapar<br />
5. Bulan Kalima<br />
6. Bulan Kaanem<br />
7. Bulan Kapitu<br />
8. Bulan Kadalapan<br />
9. Bulan Kasalapan<br />
10. bulan Kasapuluh<br />
11. Bulan Hapid Lemah<br />
12. Bulan Hapid Kayu<br />
<br />
Seperti yang telah diuraikan diatas, apabila ada masyarakat baduy yang melanggar asalah satu pantangan maka akan dikenai hukuman berupa diasingkan ke hulu atau dipenjara oleh pihak polisi byang berwajib.<br />
<br />
<br />
<br />
d. Bahasa<br />
<br />
Mayoritas masyarakat Baduy Sunda namun mereka tak menutup diri untuk terus mempelajari Bahasa nasional yalkni bahasa Indonesia. Terbukti, tidak sedikit masyarakat Baduy yang dapat berbahasa Inbdonesia.<br />
<br />
e. Sistem Pemerintahan <br />
<br />
Orang Baduy mengnggap dirinya sebagai keturunan jauh dari 7 Batara atau Dewa, yang dikierim ke dunia di Sasaka Pusaka Buana oleh Batara Batara tunggal. Mereka membagikan diri kedalam beberapa kelompok berdasarkan keturunan mereka. Karena itu mereka hidup dalam pemukiman yang berbeda. Ada 3 pemukiman di Tangtu ( daerah bagian dalam ), yaitu Cibeo,Cikeusek, dan Cikartawana.Setiap daerah pemuk,iman memiliki puun sendiri yang secara adapt memiliki tugas khusus dan mengadakan hubungan dengan sejumlah pemukiman di Dangka (daerah bagian luar Baduy).Setiap pemukiman luar memiliki pemimpin sendiri yang disebut Jaro. Seluruh organisasi ini disebut “Masyarakat tiga Tangtu dan tujuh Jaro”. Dengan semakin banyak penduduk ada juga orang Baduy yang kini tinggal diluar tata susun resmi, yaitu di pemukiman tambahan yang disebut penamping atau pajaroan. <br />
Masyarakat Baduy mengenal dua sistem pemerintahan yaitu sistem nasional dan sistem adat. dalam sistem nasional, masyarakat baduy termasuk ke dalam wilayah Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak Provinsi Banten. di daerah baduy terdapat sejumlah kampung yang terbagi menjadi kampung tangtu, kampung panamping dan kampung dangka. selain kampung tangtu juga terdapat rukun kampung yang disebut kokolotan lembur.<br />
<br />
Desa Kanekes dipimpin oleh kepala desa yang disebut jaro pamarentah yang berada di bawah camat, kecuali untuk urusan adat yang tunduk kepada kepala pemerintahan tradisional (adat) yang disebut puun. yang membedakan dengan kepala desa lainnya adalah kepala desa Kanekes tidak dipilih oleh warga, tetapi ditunjuk oleh puun, baru kemudian diajukan kepada bupati (melalui camat) untuk dikukuhkan sebagai kepala desa. untuk saat ini yang menjabat sebagai jaro pamarentah adalah Jaro Dainah.<br />
<br />
Secara tradisional pemerintahan pada masyarakat baduy bersorak kesukuan dan disebut kapuunan, karena puun menjadi pimpinan tertinggi. Ada tiga orang puun di wilayah baduy yaitu puun Cikeusik, puun Cibeo dan puun Cikertawana. puun-puun tersebut merupakan “tri tunggal”. selain berkuasa di wilayah masing-masing, mereka secara bersama-sama juga memegang kekuasaan pemerintahan tradisional masyarakat baduy. walaupun merupakan satu kesatuan, ketiga puun tersebut mempunyai wewenang tugas yang berlainan. wewenang puun Cikeusik adalah menyangkut urusan keagamaan dan ketua pengadilan adat yang menentukan pelaksanaan upacara-upacara adat (seren taun, kawalu dan seba). dan memutuskan hukuman bagi pelanggar adat.<br />
<br />
<br />
Wewenang kapuunan Cibeo menyangkut pelayanan kepada warga dan tamu di kawasan baduy, termasuk pada urusan administrator tertib wilayah, pelintas batas dan berhubungan dengan daerah luar. sedangkan wewenang kapuunan Cikertawana menyangkut urusan pembinaan warga, kesejahteraan, keamanan atau sebagai badan pelaksana langsung di lapangan yang memonitor permasalahan yang berhubungan dengan kawasan baduy.<br />
<br />
Dalam lembaga kapuunan terdapat beberapa jabatan yang masing-masing jabatan memegang dan bertanggung jawab pada urusan khas. berikut ini akan diuraikan masing-masing jabatan dalam lembaga kapuunan tersebut<br />
<br />
Puun<br />
<br />
Puun merupakan jabatan tertinggi dalam wilayah tangtu. menurut pikukuh “peraturan adat” jabatan puun berlangsung turun temurun, kecuali bila ada hal yang tidak memungkinkan. sehubungan dengan hal tersebut jabatan puun bisa diwariskan kepada keturunannya atau kerabat dekatnya. lama jabatan puun tidak ditentukan. jangka waktu jabatan pada dasarnya ditentukan oleh kemampuan seseorang memegang jabatan puun. ada yang menjabat sampai tutup usia, namun kebanyakan akan mengundurkan diri karena usia tua.<br />
<br />
Girang Seurat<br />
<br />
Girang seurat atau kadang disebut seurat merupakan jabatan tertinggi kedua setelah puun yang melaksanakan tugas sebagai “sekertaris” puun atau pemangku adat, juga bertugas mengurus huma serang “ladang bersama” dan menjadi penghubung dan pembantu utama puun. setiap orang yang ingin menghadap atau bertemu puun harus melalui girang seurat. tamu dari luar lebih dihadapi oleh girang seurat yang mewakili puun. sebagai pembantu puun, girang seurat hanya ada di tangtu Cikeusik dan Cibeo, sedangkan di Cikertawana tugas yang sama dipegang oleh kokolot “tetua kampung”.<br />
<br />
Baresan<br />
<br />
Baresan adalah semacam petugas keamanan kampung yang bertugas dan bertanggungjawab dalam bidang keamanan dan ketertiban. mereka termasuk dalam anggota sidang kapuunan atau semacam majelis yang beranggotakan sebelas orang di Cikeusik, sembilan orang di Cibeo dan lima orang di Cikertawana. mereka juga dapat menggantikan puun menerima tamu yang akan menginap dan dalam berbagai upacara adat.<br />
<br />
Jaro<br />
<br />
Jaro merupakan pelaksana harian urusan pemerintahan kapuunan. tugas jaro sangat berat karena meliputi segala macam urusan. di baduy dikenal empat jabatan jaro yaitu jaro tangtu, jaro dangka, jaro tanggungan dan jaro pamarentah. Jaro tangtu bertugas sebagai pengawas dalam pelaksanaa hukum adat warga tangtu. Ia bekerja sama dengan girang seurat mendampingi puun dalam pelaksanaan upacara adat atau menjadi utusan kepala desa ke luar desa Kanekes. Jaro Dangka bertugas menjaga, mengurus dan memelihara tanah titipan leluhur yang berada di dalam dan di luar Desa Kanekes. Ia juga bertugas menyadarkan kembali warga tangtu yang dibuang karena melanggar adat. jaro dangka berjumlah sembilan orang, tujuh orang berada di luar desa Kanekes dan dua lainnya berada di dalam desa. Kesembilan jaro ditambah dengan tiga orang jaro tangtu disebut dengan jaro duabelas yang dikepalai oleh salah seorang diantara mereka. pemimpin jaro duabelas ini disebut jaro tanggungan duabelas.<br />
<br />
Jaro pamarentah bertugas sebagai penghubung pemerintahan adat dan masyarakat baduy dengan pemerintah dan bertindak sebagai kepala desa Kanekes yang berkedudukan di Kaduketug. Dalam tugas jaro pamarentah dibantu oleh pangiwa, carik, dan kokolot lembur.<br />
<br />
Palawari<br />
<br />
Palawari merupakan kelompok khusus - semacam panitia tetap - yang bertugas sebagai pembantu, pesuruh dan perantara dalam berbagai kegiatan upacara adat. mereka mendapat tugas dari tangkesan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan persiapan dan pelaksanaan suatu upacara adat, yakni menyediakan makanan untuk semua petugas dan warga yang terlibat dalam upacara tersebut.<br />
<br />
Tangkesan<br />
<br />
Tangkesan merupakan ”menteri kesehatan” atau dukun kepala dan sebagai atasan dari semua dukun yang ada di baduy. Ia juga merupakan juru ramal bagi segala aspek kehidupan orang baduy. Ia terlibat dalam penentuan orang yang pantas menjadi puun. ia juga orang yang memberi restu pada orang yang ingin menjadi dukun. oleh karena itu, orang yang menjabat sebagai tangkesan harus cendikia dan menguasai ilmu obat-obatan dan mantera-mantera. sekalipun tangkesan dapat memberikan nasihat dan menjadi tempat bertanya bagi puun, jabatan ini dapat dipegang oleh orang baduy luar. dalam hal ini, biasanya ia merupakan keturunan dari tangkesan sebelumnya.<br />
<br />
Ada beberapa sebutan dukun pada masyarakat baduy, yakni paraji (dukun beranak), panghulu (dukun khusus mengurus orang yang meninggal), bengkong julu (dukun sunat untuk pria) dan bengkong bikang (dukun sunat untuk wanita).<br />
<br />
f. Kesenian <br />
<br />
Dalam melaksanakan upacara tertentu, masyarakat Baduy menggunakan kesenian untuk memeriahkannya. Adapun keseniannya yaitu:<br />
<br />
1. Seni Musi (Lagu daerah yaitu Cikarileu dan Kidung ( pantun) yang digunakan dalam acara pernikahan).<br />
2. Alat musik (Angklung Buhun dalam acara menanan padi dan alat musik kecapi)<br />
3. Seni Ukir Batik.<br />
<br />
g.Peralatan dan Teknologi <br />
<br />
Kehidupan orang Baduy berpusat pada daur pertanian yang diolah dengan menggunakan peralatan yang masih sangat sederhana. Dalam adapt Baduy terutama Baduy Dalam, masyarakat tidak boleh menggunakan peralatan yang sudah modern. Mereka mengandalkan peralatan yang masih sangat primitive seperti bedog, kampak, cangkul, dll.<br />
<br />
h.Mata Pencaharian <br />
<br />
Kehidupan orang Baduy berpenghasilan dari pertanian, dimulai pada bulan kaampat kalender Baduy yang dimulai dengan kegiatan nyacar yakni membersihkan semua belukar untuk menyiapkan ladang. Ada 4 jenis lading untuk padi gogo yaitu humas serang, merupakan suatu lading suci bagi mereka yang berpemukiman dalam. Huma tangtu merupakan lading yang dikerjakan oleh orang Baduy Dalam yang meliputi Huma tuladan atau huma jaro. Huma penamping merupakan ladang yang dikerjakan oleh orang Baduy diluar kawasan tradisional. Pola Pertanian Tradisional Masyarakat Baduy didalam Sistem perladangan berpindah atau perladangan daur ulang telah dipraktekkan selama berabad-abad dan merupakan bentuk pertanian yang paling awal di wilayah tropika dan subtropika. Sistem pertanian dilakukan adalah tanaman pangan dalam waktu dekat (pada umumnya 2 – 3 tahun), dan kemudian diikuti dengan fase regenerasi atau masa bera yang lebih lama (pada umumnya 10 – 20 tahun). Pembukaan hutan biasanya menggunakan alat sederhana, dilakukan secara tradisional, dan menggunakan cara tebang bakar (Nair, 1993).<br />
<br />
Pada waktu hutan dibuka maka tumbuhan alam yang berguna biasanya dibiarkan atau sedikit disiangi dan dimanfaatkan hasilnya. Lama waktu perladangan dan masa bera atau masa lahan diistirahatkan adalah sangat bervariasi, dan lama masa bera merupakan faktor kritis bagi regenerasi kesuburan tanah, keberlanjutan, dan hasil pertanian yang didapatkan. Regenerasi kesuburan tersebut melibatkan tumbuh kembalinya tanaman tahunan atau tumbuhan asli (Nair, 1993).<br />
<br />
Masyarakat Baduy yang masih mengikuti pola pertanian tradisional zaman Kerajaan Sunda (Pajajaran), telah mempraktekkan sistem perladangan berpindah tersebut sejak kurang lebih 600 tahun yang lampau. Mereka membuka huma untuk ditanami padi selama 1 sampai 2 tahun, dan kemudian ketika hasil panen telah menurun akan meninggalkan huma tersebut dan membuka kembali huma baru dari bagian hutan alam yang mereka peruntukkan bagi kepentingan tersebut. Huma yang ditinggalkan pada suatu saat akan diolah kembali dan periode masa bera tersebut pada awalnya 7 sampai 10 tahun.<br />
<br />
Namun demikian, karena wilayah Baduy yang semakin sempit ditambah dengan pertambahan penduduk, maka lahan huma yang tersedia juga semakin sempit sehingga dari tahun ke tahun masa bera ladang menjadi semakin pendek, yaitu 3 sampai 5 tahun. Hal tersebut merupakan indikator terjadinya penurunan kualitas lingkungan dan daya dukung secara ekologis. Pada saat penelitian dilakukan, wilayah Baduy yang tersisa adalah 5.101 hektar, dengan pembagian peruntukan tanah pertanian 2.585 ha atau 51% (709 ha atau 14% ditanami dan sisanya bera yaitu 1.876,25 ha atau 37%); lahan pemukiman 24,5 ha atau 0,48%; hutan tetap atau hutan lindung yang tak boleh digarap 2.492 ha atau 49% (Purnomohadi, dalam Permana, 2001). Luas tanah yang digunakan untuk bertani dan luas tanah bera bervariasi dari tahun ke tahun.<br />
<br />
Secara tradisional masyarakat Baduy membedakan enam jenis perladangan atau huma berdasarkan fungsi, pemilikan, dan proses mengerjakannya (Garna, 1993). Keenam huma tersebut adalah:<br />
<br />
1) Huma serang, yaitu ladang yang dianggap suci yang ada di wilayah Baduy dalam, yang hasilnya digunakan untuk kepentingan upacara adat.<br />
<br />
2) Huma puun, yaitu ladang khusus milik puun di Baduy dalam.<br />
<br />
3) Huma tangtu, ladang yang digarap warga Baduy dalam.<br />
<br />
4) Huma tuladan, ladang komunal di Baduy luar yang hasilnya untuk keperluan desa.<br />
<br />
5) Huma panamping, ladang warga masyarakat Baduy luar.<br />
<br />
6) Huma urang baduy, yaitu ladang di luar wilayah baduy yang dikerjakan orang Baduy luar dan hasilnya diambil untuk kepentingan keluarga masing-masing.<br />
<br />
Kepemilikan lahan pertanian adalah komunal, terutama untuk wilayah Baduy Dalam, artinya setiap warga dapat menggarap tanah di wilayah ladang yang manapun dalam luasan yang tak dibatasi, namun hanya sesuai kekuatan tenaga yang mengerjakannya. Sedangkan bagi warga Baduy Luar, selain mengerjakan huma panamping, mereka juga dapat menyewa lahan pertanian milik penduduk non Baduy untuk digarap sesuai adat Baduy. Apabila lahan garapan tersebut kemudian dibeli, maka akan menjadi Huma urang Baduy, yang sepenuhnya menjadi hak milik orang tersebut.<br />
<br />
Pekerjaan di huma serang yang hanya terdapat di wilayah Baduy Dalam, yang merupakan huma adat milik bersama dikerjakan secara bersama-sama pula, baik oleh masyarakat Baduy Dalam maupun Baduy Luar. Pekerjaan di huma serang dilakukan dalam satu hari karena dikerjakan oleh banyak orang dan sarat dengan berbagai upacara adat. Menurut Anas, salah seorang penduduk Cibeo, pekerjaan di huma serang tersebut mengawali pekerjaan di huma lainnya.<br />
Pengolahan ladang di Baduy dapat dibagi menjadi beberapa tahap. Kegiatan pertanian padi tersebut merupakan bagian sakral dari kehidupan sehari-hari masyarakat Baduy, sehingga setiap kegiatan pada masing-masing tahapan dilakukan dengan upacara adat Tahapan pengolahan ladang tersebut adalah sebagai berikut.<br />
<br />
* Narawas<br />
<br />
Narawas adalah merintis, memilih lahan untuk dikerjakan menjadi huma pada tahun tersebut, oleh setiap kepala keluarga. Lahan yang dipilih untuk dijadikan huma biasanya berupa reuma (bekas huma yang diberakan cukup lama) ataupun hutan sekunder. Lahan yang dipilih oleh sebuah keluarga biasanya ditandai dengan cara meletakkan batu, batu asahan, ataupun menanam koneng (kunyit). Selama proses memilih lahan maka mereka mengikuti pantangan untuk tidak berbicara kasar, kentut, memakai baju yang bersih dan memakai ikat kepala.<br />
<br />
* Nyacar<br />
<br />
Nyacar berarti menebas rumput, semak belukar, dan pepohonan kecil yang tumbuh tanpa ditanam, serta memotong beberapa dahan pohon besar agar lahan mendapatkan sinar matahari yang cukup. Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh anggota keluarga dan biasanya dilakukan pada bulan Kalima (bulan urutan kedua pada kalender Baduy).<br />
<br />
* Nukuh<br />
<br />
Nukuh berarti mengeringkan rerumputan atau dedaunan hasil tebangan pada proses sebelumnya (nyacar). Pada proses ini hasil tebangan dikeringkan secara alami dengan sinar matahari, dan setelah kering kemudian dikumpulkan menjadi onggokan untuk kemudian dibakar pada proses berikutnya Apabila pada lahan yang dijadikan huma terdapat pohon yang besar (tua usianya), maka penebangan tidak boleh dilakukan sembarangan, dan biasanya tidak dilakukan pada saat nyacar, melainkan menunggu sampai proses nukuh. Penebangan diawali dengan upacara adat (pembacaan mantera dan pemberian sesaji) yang dilakukan oleh puun dengan maksud agar makhluk halus penghuni pohon tersebut tidak marah karena tempatnya diganggu manusia.<br />
<br />
* Ngaduruk<br />
<br />
Ngaduruk atau ngahuru adalah proses membakar sisa daun dan ranting pepohonan yang dibersihkan pada saat nyacar dan dikumpulkan pada saat nukuh. Saat ngaduruk juga berpatokan dengan kehadiran bintang kidang. Dalam istilah mereka : “kidang ngarangsang kudu ngahuru”, yaitu pada saat bintang kidang bercahaya terang waktu subuh, yang umumnya terjadi pada tanggal ke 18 bulan katujuh, adalah waktu yang tepat untuk membakar. Selama pembakaran yang dilakukan untuk setiap onggokan, api selalu dijaga agar tak merambat dan menimbulkan kebakaran hutan. Setelah selesai membakar, maka mereka akan selalu memastikan bahwa api telah benar-benar mati sebelum meninggalkan huma. Abu bekas pembakaran dibiarkan di ladang sebagai pupuk sambil menunggu hujan tiba.<br />
<br />
* Nyoo Binih<br />
<br />
Tahap penanaman dan pemeliharaan huma diawali dengan kegiatan nyoo binih, ngaseuk, ngirab sawan, dan ngored. Awal penanaman sesuai dengan datangnya musim hujan dan berpatokan pada posisi bintang kidang. Pertanda awal mulai penanaman adalah apabila bintang kidang mencapai titik zenith atau titik puncak pada waktu subuh, yang diistilahkan sebagai kidang muhunan.<br />
<br />
Nyoo binih adalah kegiatan mempersiapkan benih yang dilakukan 1 hari sebelum penanaman atau ngaseuk. Kegiatan tersebut dimulai dengan menurunkan benih padi dari lumbung, yang dilakukan oleh para wanita. Pelaku harus mengenakan selendang putih, sabuk putih, dan rambutnya disanggul, dan melakukan kegiatan tersebut dengan suasana hening dan khidmad, tanpa bercakap-cakap, dan dengan mengucapkan mantra tertentu. Kegiatan menurunkan benih dari lumbung, yang dipimpin oleh istri girang seurat, dimaknai sebagai membangunkan Nyi Pohaci, yaitu dewi pelindung pertanian dari tidurnya.<br />
<br />
Setelah menurunkan padi maka padi tersebut diletakkan di tempat yang lapang untuk diinjak-injak dengan telapak kaki di atas tampah agar butir-butirnya terlepas dari tangkai padi, kemudian benih tersebut disimpan di dalam bakul. Pada malam hari salah satu dari bakul tersebut, yang secara simbolis mewakili bakul-bakul lainnya dibawa ke tengah lapangan untuk diberi mantra oleh para tetua kampung (baris kolot) diiringi serombongan pemain angklung yang semuanya pria dan disaksikan oleh seluruh warga. Benih pada bakul tersebut biasanya kemudian ditaman di huma serang yang merupakan huma komunal masyarakat Baduy.<br />
<br />
* Ngaseuk<br />
<br />
Kata ngaseuk berarti menugal atau menanam dengan tugal, yaitu dengan cara membuat lubang kecil dengan sepotong kayu atau bambu yang diruncingkan ujungnya, dan menanam benih padi ke dalamnya. Kegiatan penugalan tersebut dilakukan para pria dewasa, dan penanamannya dibantu oleh anggota keluarga lainnya.<br />
<br />
* Ngirab Sawan<br />
<br />
Arti ngirab sawan secara harafiah adalah membuang sampah atau penyakit. Dalam kegiatan tersebut dilakukan pembersihan ranting dan daun atau tanaman lain (gulma) yang mengganggu pertumbuhan padi. Kegiatan lain yang berhubungan dengan ngirab sawan adalah ‘pengobatan’ padi, yang dilakukan dengan cara berpantun atau membacakan pantun, dan menebarkan ramuan ‘obat padi’. Ramuan tersebut terdiri dari campuran daun mengkudu (Morinda citrifolia), jeruk nipis, beuti lajo, karuhang, gembol, areuy beureum, hanjuang, dan kelapa muda. Semua bahan tersebut ditumbuk halus, dicampurkan dengan abu dapur, dan disebarkan ke seluruh lahan. Pengobatan tersebut adalah tindakan pemupukan tanaman, dan dilakukan sebanyak 10 kali selama pertumbuhan padi.<br />
<br />
* Ngored dan Meuting<br />
<br />
Ngored adalah membersihkan atau menyiangi rumput dan gulma lain yang timbuh di antara tanaman padi, 2 sampai 4 kali setiap bulan selama pertumbuhan padi. Adapun meuting adalah kegiatan menginap di saung huma atau gubug yang dibangun di huma dengan jangka waktu tertentu dalam rangka mengurus dan memelihara tanaman.<br />
<br />
* Mipit<br />
<br />
Mipit adalah kegiatan panen padi yang pertama kali dalam suatu musim, dan dilakukan di huma serang. Pemetikan padi secara simbolis yang pertama tersebut dilakukan oleh istri dari girang seurat. Padi kemudian diikat dengan tali kulit pohon teureup pada bagian tangkainya menjadi satu ikatan. Ikatan padi kemudian dikumpulkan di saung huma serang, dan setelah kering kemudian dibawa ke kampung untuk disimpan di leuit atau lumbung padi huma serang. Setelah panen di huma serang selesai, kemudian dilanjutkan dengan panen di huma puun, kemudian dilanjutkan dengan panen di huma tangtu, dan akhirnya di huma tuladan dan huma panamping.<br />
<br />
* Dibuat<br />
<br />
Istilah dibuat dalam pertanian Baduy adalah memotong atau memanen padi dengan mempergunakan etem atau ani-ani, yang biasanya dilakukan oleh kaum wanita. Pelaksanaannya adalah setelah upacara mipit dan harus dilakukan segera. Apabila terlambat maka hama walang sangit (kungkang) akan muncul. Kegiatan tersebut dilakukan oleh seluruh keluarga, dan selama kegiatan tersebut sampai dengan padi menjadi kering dijemur, seluruh anggota keluarga menginap di huma.<br />
<br />
* Ngunjal<br />
<br />
Ngunjal adalah mengangkut hasil panen padi dari huma ke kampung untuk kemudian disimpan dalam leuit atau lumbung. Padi yang telah beberapa hari dikeringkan atau dilantay, disimpan dengan cara menumpuk secara teratur (dielep). Sebelum diangkut ke kampung, tali pengikat padi diganti dengan tali baru. Pengangkutan hasil padi dilakukan secara bertahap oleh seluruh keluarga. Para pria mengangkutnya dengan cara mengikat padi menjadi dua ikatan besar dan kemudian dipikul dengan menggunakan bambu, sedangkan para wanita membawa padi dengan cara menggendong dengan menggunakan kain.<br />
<br />
* Nganyaran<br />
<br />
Nganyaran adalah kegiatan upacara memakan atau mencicipi nasi baru, atau nasi pertama kali hasil dibuat di huma serang. Upacara nganyaran dimulai dengan mengambil 5 ikat padi dari leuit huma serang. Padi tersebut kemudian dibawa ke saung lisung, yaitu tempat menumbuk padi yang digunakan secara komunal, untuk ditumbuk oleh 5 orang wanita, yaitu para istri dari puun, girang seurat, jaro tangtu, baresan, dan bekas puun. Alu penumbuk padi sebelumnya diusap dengan ludah masing-masing penumbuknya. Beras hasil tumbukan disimpan dalam bakul tempat nasi dan ditutup dengan kain putih yang diberi wewangian, dibawa ke rumah girang seurat untuk dibuat nasi tumpeng. Keesokan harinya, nasi tumpeng yang telah siap dibawa ke rumah puun untuk diberi mantra dan doa, kemudian di alun-alun nasi tumpeng tersebut dibagi-bagikan kepada seluruh warga yang hadir. Sebelum pulang ke rumah masing-masing, warga mengambil beberapa bulir padi hasil panen dari huma serang yang disediakan di depan golodog bale. Jika padi masih banyak tersisa setelah diambil para warga, maka hal tersebut merupakan suatu pertanda bahwa hasil panen di seluruh wilayah Baduy akan berlimpah. Selanjutnya padi hasil pertanian mereka adalah terlarang untuk dijual atau diperdagangkan.</span><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-size: 130%;"><span style="font-weight: bold;">TINJAUAN KASUS MASARAKAT BADUY</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> i. Sistem Pengetahuan <br />
<br />
Sistem pengetahuan orang Baduy adalah Pikukuh yaitu memegang teguh segala perangkat peraturan yang diturunkan oleh leluhurnya. Dalam hal pengetahuan ini, orang Baduy memiliki tingkat toleransi, tata krama, jiwa social, dan teknik bertani yang diwariskan oleh leluhurnya. Dalam pendidikan modern orang Baduy masih tertinggal jauh namun mereka belajar secara otodidak. Jadi sebetulnya orang Baduy sangat informasional sekali sebetulnya, tahu banyak informasi. Hal ini ditunjang karena kegemaran sebagai orang rawayan (pengembara).<br />
<br />
Sebagai penutup dan catatan penulis, kemungkinan bahwa budaya lama telah banyak digantikan dengan budaya baru menandakan sebetulnya budaya sangat relatif dan adaptif di lingkungan Suku Baduy, terutama Baduy luar. Namun, sebagai pelengkap yang lebih akurat dibandingkan foklore (cerita rakyat) dan narasumber lainnya, adalah peninggalan sejarah dan prasejarah yang tertinggal sebagai bukti terkuat, bahwa mereka termasuk komunitas masyarakat yang tertua di Banten.<br />
<br />
<br />
Kesimpulan<br />
<br />
Baduy sebagai masyarakat yang bersahaja dan masih teguh mempertahankan adatnya, merupakan gambaran masyarakat yang menjalankan tradisi asli mereka. Arca Domas atau Sasaka Domas sebagai objek utama pemujaan Orang Baduy, pada dasarnya merupakan salah satu peninggalan tradisi megalitik di Jawa Barat. Berdasarkan hal tersebut, kiranya masyarakat Baduy ini dapat dijadikan analogi dalam usaha menghidupkan objek arkeologi berupa Arca Domas sehingga dapat memberikan gambaran tentang masyarakat megalitik masa lalu.<br />
<br />
Melalui telaahan terhadap Arca Domas dan masyarakat Baduy ini diharapkan dapat memberikan wawasan lain dalam dunia arkeologi khususnya pada penataan ruang, selain makna dan fungsi objek yang bersangkutan. Selain itu, melalui kajian ini diharapkan pula menjadi ancangan untuk memberikan penafsiran dan penyusunan strategi penelitian kepada objek-objek megalitik lain yang berada di wilayah Jawa Barat (mungkin juga di tempat lain).<br />
<br />
Dari penelitian terhadap Arca Domas tersebut, agaknya dapat dibuat sebuah dugaan bahwa arah hadap objek megalitik seperti arca, menhir dan punden berundak dapat menentukan letak situs penting lainnya (khususnya pemukiman). Atau dengan kata lain, objek-objek pemujaan yang menjadi arah penentu utama, memberikan tanda atau dugaan bahwa arah yang menghadap padanya terdapat situs-situs seperti pemukiman, penguburan, dan aktivitas lainnya.<br />
<br />
Mengingat, di daerah Banten Selatan sendiri yang relatif dekat dengan Baduy ini banyak terdapat peninggalan megalitik yang penting, misalnya Lebak Sibedug, Kosala (Lebak), Pangguyangan, Tugu Gede, Salak Datar (Sukabumi), dan Gunung Padang (Cianjur Selatan), maka untuk mencari situs seperti pemukiman, penguburan, dan aktivitas lainnya dapat mengacu dari arah hadap bangunan megalitik tersebut. Dapat dicurigai bahwa situs pemukiman, penguburan, dan lainnya berada pada daerah dihadapan bangunan megalitik tersebut. </span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div> <span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-size: small;"><i><span style="font-style: normal;"></span></i></span><o:p></o:p></span></div><br />
<div class="clock"><object classid="clsid:D27CDB6E-AE6D-11cf-96B8-444553540000" height="200" id="FlashID" width="200"><param name="movie" value="swf/clock.swf"><param name="quality" value="high"><param name="wmode" value="transparent"><param name="swfversion" value="6.0.65.0"><param name="expressinstall" value="Scripts/expressInstall.swf"><p><object data="swf/clock.swf" type="application/x-shockwave-flash" width="200" height="200"><param name="quality" value="high"><param name="wmode" value="transparent"><param name="swfversion" value="6.0.65.0"><param name="expressinstall" value="Scripts/expressInstall.swf"><div><h4>Content on this page requires a newer version of Adobe Flash Player.</h4><p><a href="http://www.adobe.com/go/getflashplayer"> <img alt="Get Adobe Flash player" src="http://www.adobe.com/images/shared/download_buttons/get_flash_player.gif" width="112" height="33"></a></p></div><p></p></object></p></object></div>kris_abawhttp://www.blogger.com/profile/13290154929625691539noreply@blogger.com0